Euro-Med Monitor: Dunia Internasional Terus Bungkam, Israel Bantai Keluarga Palestina di “Zona Aman” Khan Yunis

“Strategi pengeboman Israel mengungkap kebijakan yang disengaja untuk menargetkan penduduk sipil Palestina di mana pun di Jalur Gaza, menyebarkan ketakutan di antara mereka, tidak memberi mereka stabilitas atau tempat berlindung, bahkan untuk waktu yang singkat, memaksa mereka untuk mengungsi berulang kali, menempatkan mereka dalam kondisi yang mengancam jiwa, dan akhirnya menghancurkan mereka,” kata Euro-Med Monitor.

BY 4adminEdited Wed,11 Sep 2024,11:14 AM
Pembantaian yang terjadi sebulan yang lalu setelah tentara Israel mengebom sekolah At-Tabi'in di Gaza, yang membunuh lebih dari 100 penduduk sipil Palestina (Foto: Anadolu Agency).

Gaza, SPNA - Lembaga Pemantau HAM Internasional, Euro-Med Monitor, pada Selasa (10/09/2024), menyebut bahwa pembantaian mengerikan yang dilakukan tentara Israel terhadap keluarga-keluarga pengungsi Palestina yang tinggal di tenda-tenda reyot di “zona kemanusiaan” di selatan Jalur Gaza merupakan bukti lebih lanjut bungkamnya komunitas internasional selama genosida selama 11 bulan yang semakin mendorong Israel untuk melakukan kejahatan.

Pembunuhan massal terbaru yang dipicu oleh penolakan komunitas internasional untuk menindak Israel terjadi di wilayah Al-Mawasi Khan Yunis di Jalur Gaza, yang oleh tentara Israel telah ditetapkan sebagai "zona aman”.

“Investigasi awal yang dilakukan oleh Euro-Med Monitor mengungkapkan bahwa pada hari Selasa (10/09), setelah tengah malam, pesawat tempur Israel menjatuhkan tiga bom MK-84 buatan Amerika pada sekelompok pengungsi yang tidur di tenda-tenda mereka di wilayah Mawasi. Ledakan tersebut menciptakan tiga lubang dengan kedalaman dan diameter beberapa meter, mengubur sekitar 20 tenda dengan keluarga-keluarga yang masih berada di dalamnya,” kata Euro-Med Monitor.

Penggunaan sejumlah bom yang sangat merusak yang dilakukan Israel di daerah padat penduduk yang penuh dengan pengungsi dan membunuh warga sipil yang sedang tidur tidak dapat dibenarkan, terlepas klaim apa pun tentang keberadaan kelompok bersenjata di daerah tersebut akurat atau tidak.

Karena tenda-tenda pengungsi terletak di daerah dengan bukit pasir, banyak dari tenda-tenda itu—termasuk tenda-tenda dengan seluruh keluarga di dalamnya—terkubur di bawah pasir. Jumlah korban awal, termasuk yang meninggal dunia dan yang terluka, lebih dari 60 orang. Niat tentara Israel untuk membunuh sebanyak mungkin penduduk sipil Palestina terbukti dari penggunaan bom-bom Amerika dengan kapasitas merusak yang luas di daerah yang penuh dengan tenda-tenda yang menampung pengungsi. Tidak ada peringatan evakuasi yang dikeluarkan sebelum pengeboman tersebut.

Pembantaian ini terjadi hanya satu bulan setelah pasukan Israel mengebom Sekolah Al-Tabi’in di Kota Gaza, yang membunuh lebih dari seratus penduduk Palestina.

“Israel tetap terikat peraturan hukum humaniter internasional, khususnya persyaratan untuk melindungi warga sipil dan mematuhi prinsip-prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kebutuhan militer, yaitu mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Ini melibatkan keputusan tentang bagaimana operasi militer akan dilakukan dan jenis persenjataan apa yang akan digunakan untuk mengurangi jumlah korban sipil,” sebut Euro-Med Monitor.

Euro-Med Monitor menyebut bahwa sikap diam dan ketidakpedulian internasional yang memalukan di sekitar pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, yang secara terang-terangan dan berulang kali menargetkan penduduk sipil dengan maksud yang jelas untuk membasmi penduduk Palestina dalam jumlah besar, berfungsi sebagai lampu hijau bagi Israel untuk terus melakukan kekejaman tersebut.

Amerika Serikat terlibat dalam kejahatan individu ini, serta dalam genosida Israel terhadap penduduk Palestina, karena terus memasok senjata kepada Israel, meskipun mengetahui bahwa tentara Israel menggunakan senjata yang sangat merusak ini untuk secara teratur membunuh penduduk sipil.

“Strategi pengeboman Israel mengungkap kebijakan yang disengaja untuk menargetkan penduduk sipil Palestina di mana pun di Jalur Gaza, menyebarkan ketakutan di antara mereka, tidak memberi mereka stabilitas atau tempat berlindung, bahkan untuk waktu yang singkat, memaksa mereka untuk mengungsi berulang kali, menempatkan mereka dalam kondisi yang mengancam jiwa, dan akhirnya menghancurkan mereka,” kata Euro-Med Monitor.

Pengeboman terus berlanjut di seluruh Jalur Gaza, dengan Israel menargetkan tempat-tempat yang ditetapkan sebagai area kemanusiaan, terutama pusat penampungan, termasuk yang didirikan di sekolah-sekolah yang dikelola UNRWA.

Euro-Med Monitor menyebut bahwa sebagai bagian dari kewajiban internasional, semua negara harus mengakhiri kejahatan genosida Israel dan pelanggaran serius lainnya di Jalur Gaza dengan melindungi penduduk sipil, memastikan Israel mematuhi hukum internasional dan putusan Mahkamah Internasional, dan menjatuhkan sanksi yang efektif kepada Israel dengan menghentikan semua bentuk kerja sama dan dukungan militer, keuangan, dan politik. Ini termasuk penghentian segera semua penjualan, ekspor, dan transfer senjata ke Israel, termasuk lisensi ekspor dan bantuan militer.

Semua negara yang bekerja sama dengan Israel dalam melakukan kejahatan harus dimintai pertanggungjawaban, terutama mereka yang memberi Israel segala bentuk dukungan atau bantuan langsung. Ini termasuk memberikan bantuan dan terlibat dalam perjanjian kontraktual dengan Israel yang berkaitan dengan militer, intelijen, politik, hukum, keuangan, dan media, di antara domain lain yang dapat membantu kejahatan Israel terus berlanjut dan memungkinkan Israel melakukan kekejaman terhadap warga Palestina.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Selasa (10/09), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi lebih 41.000 orang dan 94.761 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 691 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 140 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

(T.FJ/S: Euro-Med Monitor, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir
Pasukan pendudukan Israel menjatuhkan bom ke tenda-tenda pengungsi Palestina di daerah Al-Mawasi di Khan Yunis, mengubur seluruh keluarga di bawah pasir.

Israel Mengubah “Al-Mawasi” dari Zona Aman Menjadi Lokasi Pembantaian, PBB: Israel Melakukan Pelanggaran HAM

Juru bicara Sekjen PBB, Stéphane Dujarric, mengecam serangan udara Israel di kamp pengungsi Al-Mawasi, Gaza, yang menewaskan puluhan warga sipil, meskipun Israel mengklaim menargetkan pemimpin Hamas. Serangan ini dianggap pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan membuat Al-Mawasi yang seharusnya menjadi zona aman, tidak lagi aman bagi pengungsi Palestina. Serangan tersebut menggunakan bom MK-84 buatan AS, mengakibatkan lubang sedalam sembilan meter dan menewaskan lebih dari 40 orang serta melukai 60 lainnya. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan total lebih dari 41.000 kematian dan 94.000 luka-luka akibat serangan Israel sejak Oktober 2023, dengan kekerasan di Tepi Barat juga meningkat.