Tepi Barat, SPNA - Kementerian Kesehatan Palestina, Kamis (12/09/2024), melaporkan bahwa warga Palestina yang menjadi korban kebrutalan pasukan Israel meningkat tajam di Tepi Barat. 703 warga Palestina dilaporkan gugur ditembak pasukan Israel dan Yahudi ekstemis sejak 7 Oktober 2023.
Dalam laporan singkat tersebut Kemenkes Palestina menyatakan bahwa dari total 703 korban tersebut, 159 adalah anak-anak, 10 perempuan, dan 9 lansia. Lebih dari 5.700 orang juga dilaporkan terluka di waktu yang sama.
Selain itu juga dilaporkan bahwa Pasukan pendudukan Israel (IDF) dilaporkan telah menangkap 10.700 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, sejak Oktober 2023. Lonjakan jumlah penangkapan ini terjadi di tengah situasi perang dan agresi militer yang masih berlangsung di Jalur Gaza.
Dalam 24 jam terakhir saja, 40 warga Palestina ditangkap, sebagian besar di wilayah Hebron dan Tubas, termasuk seorang pasien yang sedang dirawat di rumah sakit dan beberapa mantan tahanan.
Data yang dirilis Klub Tawanan Palestina pada Kamis (12/09/2024) menunjukkan bahwa aksi penangkapan ini merupakan bagian dari kampanye represif yang lebih luas. Serangan militer Israel yang brutal juga berlangsung di Tulkarm dan Tubas, di mana pasukan Israel melakukan penggerebekan, ancaman, penganiayaan terhadap para tahanan dan keluarga mereka, serta perusakan besar-besaran terhadap rumah-rumah warga. Hal ini memperburuk situasi keamanan dan kemanusiaan, dengan ribuan penangkapan lainnya yang diperkirakan terjadi di Gaza.
Kondisi di Tepi Barat semakin memburuk akibat intensifikasi serangan dan peningkatan jumlah penangkapan oleh Israel, yang menyebabkan penderitaan mendalam bagi warga Palestina. Penangkapan massal, kekerasan, dan intimidasi ini mengganggu stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut, serta memaksa warga Palestina menghadapi pengusiran terus-menerus dari rumah mereka.
Sementara itu di Gaza, agresi Israel yang dimulai pada 7 Oktober lalu telah menelan 41.118 korban jiwa dari rakyat sipil Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, di mana 95.125 orang terluka.
Tim penyelamat menghadapi tantangan besar untuk mengevakuasi ribuan korban yang masih terperangkap di bawah puing-puing atau di jalanan. Situasi kemanusiaan semakin memburuk karena kurangnya pasokan medis, air bersih, dan bantuan darurat lainnya. Banyak keluarga yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara rumah sakit setempat kewalahan menangani jumlah korban yang terus bertambah.
(T.RS/S:Wafa News)