Krisis Kemanusiaan dan Tenda Pengungsi Semakin Parah, Palestina Kirimkan Permohonan Mendesak ke Negara-negara Arab

“Jumlah pengungsi masih terus bertambah dan meningkat dari hari ke hari, karena jumlah pengungsi secara umum telah mencapai 1,9 juta pengungsi menjadi dua juta pengungsi di wilayah Jalur Gaza,” kata Kantor media pemerintah Palestina di Gaza.

BY 4adminEdited Sun,15 Sep 2024,10:40 AM

Gaza, SPNA - Kantor media pemerintah Palestina di Gaza, pada Sabtu (14/09/2024), mengimbau Mesir, seluruh negara Arab dan Islam, serta Dewan Kerja Sama Negara Teluk untuk memberikan bantuan dan tenda kepada dua juta pengungsi, yang akan segera terpaksa hidup di alam terbuka tanpa bantuan atau tempat berlindung.

“Kami menghimbau kepada Republik Arab Mesir, semua negara Arab dan Islam, dan Dewan Kerjasama Teluk untuk memberikan bantuan dan tenda kepada sekitar dua juta pengungsi, karena mereka sekarang bersiap untuk hidup di jalanan. tanpa bantuan dan tempat berlindung karena kondisi sulit yang mereka alami dan akan mereka alami dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini akan berdampak serius pada kehidupan dan keadaan mereka,” kata Kantor media pemerintah Palestina di Gaza.

Kantor media pemerintah Palestina di Gaza juga menyerukan komunitas internasional dan semua organisasi internasional dan internasional serta lembaga-lembaga global yang relevan untuk tidak tinggal diam dan memberikan bantuan segera dan mendesak kepada dua juta pengungsi yang sangat membutuhkan tempat berlindung yang sesuai untuk melindungi pengungsi musim dingin dan teriknya musim panas. Palestina juga kembali menyeru komunitas internasional untuk menekan Israel dan Amerika untuk menghentikan kejahatan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Palestina meluncurkan seruan darurat kemanusiaan untuk menyelamatkan dua juta pengungsi di Jalur Gaza sebelum terlambat. Seruan ini bertepatan dengan datangnya cuaca buruk, awal musim dingin, dan rusaknya tenda-tenda para pengungsi.

“Jumlah pengungsi masih terus bertambah dan meningkat dari hari ke hari, karena jumlah pengungsi secara umum telah mencapai 1,9 juta pengungsi menjadi dua juta pengungsi di wilayah Jalur Gaza,” kata Kantor media pemerintah Palestina di Gaza.

Pemerintah Palestina saat ini memiliki 543 pusat penampungan dan pengungsian di Jalur Gaza sebagai akibat dari tindakan penjajah Israel yang melakukan kejahatan pengungsian paksa, yaitu kejahatan terhadap kemanusiaan dengan memaksa warga untuk pindah secara paksa dari rumah dan lingkungan pemukiman yang aman. Ini adalah adalah kejahatan yang melanggar hukum internasional.

“Sebanyak 74 persen tenda pengungsi tidak dapat digunakan. Berdasarkan laporan tim penilai lapangan pemerintah, yang memberi tahu kami bahwa ada 100.000 tenda dari 135.000 tenda yang memerlukan penggantian segera dan segera karena tenda-tenda tersebut sudah usang karena terbuat dari kayu, nilon, dan kain. Tenda-tenda tersebut rusak akibat terik matahari dan kondisi iklim di Jalur Gaza, serta tidak bisa digunakan sama sekali, terutama setelah 11 bulan terus menerus dipakai dan ditinggali dengan kondisinya tidak manusiawi,” kata Kantor media pemerintah Palestina di Gaza.

Kantor media pemerintah Palestina menyebut bahwa Jalur Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan yang nyata karena sudah memasuki awal musim dingin dan kondisi iklim yang sulit.

“Akibatnya, dua juta orang akan kehilangan tempat berlindung di musim dingin. Orang-orang ini akan mencari perlindungan di tempat terbuka, karena tenda-tenda para pengungsi sudah rusak dan tidak berfungsi sama sekali, akibat penutupan pintu perbatasan menuju Jalur Gaza, dan karena penjajah Israel mencegah masuknya hampir seperempat juta tenda dan karavan ke Jalur Gaza,” sebut Kantor media pemerintah Palestina di Gaza.

Kantor media pemerintah Palestina di Gaza mengutuk kejahatan Israel dan menganggap pemerintah Amerika ikut bertanggung jawab penuh atas kondisi bencana yang dialami rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Kamis (14/09), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.118 orang dan 94.825 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 708 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Bank Dunia: Gaza Alami Krisis Ekonomi yang Sangat Parah

Bank Dunia mendesak pentingnya melakukan upaya untuk menghubungkan kembali Jalur Gaza dengan ekonomi Tepi Barat dan pasar luar negeri, termasuk mengeluarkan izin usaha bagi pedagang Gaza, dan mengurangi pembatasan persyaratan produksi.