Beirut, SPNA - Tentara Israel, pada hari Minggu (15/09/2024) menjatuhkan selebaran di atas desa Wazzani di selatan Lebanon, yang memperingatkan penduduk untuk segera mengungsi sebelum pukul 4:00 sore.
“Musuh Israel menjatuhkan selebaran di atas kota Wazzani, menyerukan kepada mereka yang tinggal di daerah tersebut dan sekitarnya untuk mengungsi,” kata Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA).
Selebaran Israel itu berbunyi:
“Kepada semua penduduk, Hizbullah melepaskan tembakan dari daerah Anda. Anda diminta untuk segera meninggalkan rumah Anda dan menuju ke utara desa Khiam paling lambat pukul 4:00 sore, dan tidak kembali sampai perang ini berakhir. Siapa pun yang tetap berada di daerah ini akan dianggap sebagai anggota teroris.”
Tidak lama setelah itu, radio tentara Israel melaporkan bahwa penyebaran selebaran tersebut tidak disetujui oleh pimpinan politik atau militer.
“Tentara mengatakan bahwa keputusan tersebut tidak disetujui oleh komando. Masalah tersebut saat ini sedang diselidiki oleh Komando Utara. Pengumuman tersebut tampaknya disebarkan menggunakan pesawat nirawak. Keputusan untuk menjatuhkan selebaran dan menyerukan evakuasi desa sebelum pukul 4:00 sore, tampaknya diambil oleh seorang komandan brigade atas kemauannya sendiri” sebut surat kabar berbahasa Ibrani, Maariv.
Penyebaran selebaran tersebut terjadi pada saat terjadi eskalasi baru antara Israel dan Hizbullah. Hizbullah pada Minggu pagi menyerang posisi tentara Israel di Metula menggunakan pesawat nirawak bunuh diri dan berhasil mengenai sasaran.
Hizbullah juga menyerang lokasi militer Malikiya Israel menggunakan pesawat nirawak dan menembakkan puluhan roket Katyusha ke markas besar tentara Israel yang menampung Batalyon Lapis Baja Brigade ke-188. Serangan roket itu merupakan respons atas pemboman Israel di desa selatan Sarafand pada Sabtu malam.
Pejabat Israel baru-baru ini meningkatkan ancaman eskalasi terhadap Lebanon, khususnya operasi yang ditujukan untuk memulangkan para pemukim Israel yang telah mengungsi akibat serangan Hizbullah.
Menanggapi ancaman tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan pada Sabtu, “Kami tidak berniat berperang, karena kami yakin itu tidak akan berguna. Namun, jika Israel melancarkan perang, kami akan menghadapinya, dan akan ada kerugian besar di kedua belah pihak. Jika mereka berpikir bahwa perang semacam itu akan memungkinkan 100.000 orang yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka, kami mengeluarkan peringatan ini: bersiaplah untuk menghadapi ratusan ribu orang yang mengungsi lagi”.
Israel hampir setiap hari melakukan serangan udara baik menggunakan rudal yang ditemakkan dari pesawat, penembakan artileri, dan bom fosfor putih secara sembarangan. Serangan ini telah membuat sebagian besar zona perbatasan sepanjang lima kilometer itu “tidak dapat dihuni”.
Daerah perbatasan di selatan Lebanon telah menyaksikan ketegangan keamanan, baku tembak, dan pemboman rudal antara tentara Israel dan Hizbullah satu hari setelah Hamas melancarkan Operasi “Badai Al-Aqsha” pada 7 Oktober 2023 dan Israel melakukan perang genosida terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza.
Hizbullah beberapa kali menegaskan bahwa selama Israel masih belum menghentikan perang dan genosida di Jalur Gaza, maka serangan dan perang dari Hizbullah Lebanon tidak akan berhenti.
(T.FJ/S: The Cradle)