Akibat Perang, Jalanan Gaza Berubah Jadi Kuburan Massal

Laporan Euro-Mediterania mengungkapkan ribuan korban dikubur di berbagai lokasi tak biasa, seperti rumah, jalan, hingga lahan pertanian. Infrastruktur yang rusak dan blokade memperparah situasi, menghalangi warga untuk melakukan penguburan yang layak.

BY 4adminEdited Mon,23 Sep 2024,11:10 AM

Jalur Gaza, SPNA - Sejak serangan brutal Israel sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan peningkatan signifikan kuburan massal di wilayah Gaza. Ratusan jenazah korban serangan Israel kini menyebar di berbagai wilayah di Gaza akibat kesulitan dalam mengevakuasi jenazah ke pekuburanan resmi.

Lembaga hak asasi manusia, Euro-Mediterania, mendokumentasikan detail keberadaan kuburan-kuburan massal ini. Berdasarkan laporan yang dilansir Rabu (18/09/2024), pembantaian massal oleh Israel di berbagai wilayah Gaza selama lebih dari 11 bulan terakhir menyebabkan ribuan keluarga terpaksa menguburkan kerabat mereka di kuburan-kuburan massal darurat.

120 Kuburan Massal yang Tak Terdata

Berdasarkan infografis yang diterbitkan Euro-Med Monitor, menunjukkan lokasi dan tanggal pembuatan sekitar 30 kuburan massal di wilayah Gaza bagian utara, tengah, dan selatan. Kuburan-kuburan ini berisi sekitar 3.000 jenazah. Namun, mereka memperkirakan ada lebih dari 120 kuburan massal yang berisi lebih dari tiga jenazah di setiap kuburan, yang didirikan sejak Oktober 2023.

Sebagian besar kuburan massal ini tidak terdokumentasi dengan baik, karena banyak di antaranya terletak di dalam rumah atau area pribadi. Kuburan-kuburan ini kadang dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, sehingga jumlah dan lokasinya terus berubah.

Euro-Mediterania juga melaporkan bahwa militer Israel kerap melakukan pembongkaran kuburan massal maupun kuburan resmi, serta merusak atau mencuri jenazah. Tindakan ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

Kuburan Massal Terbesar di Gaza

Euro-Mediterania mencatat bahwa kuburan massal terbesar yang terdokumentasi adalah Kuburan Al-Batsh di Distrik At-Tuffah, Gaza Timur, yang dibuat pada 22 Oktober 2023, hanya dua minggu setelah serangan militer Israel dimulai. Kuburan ini berisi 500 hingga 1.000 jenazah. Sebelum itu, kuburan massal pertama muncul di Rumah Sakir As-Syifa pada 15 Oktober 2023.

Serangan militer yang terus-menerus menghalangi keluarga untuk membawa jenazah ke pekuburanan resmi, sering kali melalui serangan udara, tembakan sniper, atau drone. Hal ini membuat proses identifikasi korban dan pencatatan jumlah korban menjadi hampir mustahil.

Lokasi Kuburan Massal yang Tak Biasa

Euro-Mediterania melaporkan bahwa kuburan massal tersebar di lingkungan permukiman, halaman rumah, jalan-jalan, aula pernikahan, lapangan olahraga, serta halaman rumah sakit, sekolah, masjid, hingga lahan pertanian. Bahkan, ada kuburan massal yang berada di simpang-simpang jalan utama.

Peneliti lapangan Euro-Mediterania di Gaza mengungkapkan, kuburan massal dadakan kini sudah seperti pemandangan umum di Gaza. Kita bisa menemukannya di pinggir jalan, di jalanna, dekat pasar dan bangunan tempat tinggal. Ia menambahkan bahwa penduduk Gaza menggunakan berbagai benda sebagai tanda kuburan, mulai dari sisa plastik, drum bekas, hingga kayu atau kertas, menggantikan batu nisan yang biasanya terbuat dari semen.

Faktor Penyebab Maraknya Kuburan Massal

Keluarga-keluarga di Gaza terpaksa membuat kuburan massal karena sulitnya akses menuju pekuburanan resmi akibat gempuran udara Israel yang terus-menerus, serangan terhadap individu yang mencoba mengubur jenazah, serta blokade yang menyebabkan terpecahnya wilayah Gaza.

Selain itu, kehancuran infrastruktur, kelangkaan bahan bakar, serta alat transportasi yang terbatas, turut memperparah situasi. Pekuburanan resmi pun sudah penuh sesak karena jumlah korban yang terus meningkat.

Euro-Mediterania juga melaporkan bahwa sebagian jenazah yang terkubur di kuburan massal hingga kini masih belum teridentifikasi, meskipun telah dikuburankan berbulan-bulan selama perang genosida ini.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir