Gaza, SPNA – Israel, sebagaimana dinyatakan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB di Wilayah Pendudukan Palestina, pada Senin (23/09/2024), mengebom sejumlah sekolah di Jalur Gaza setidaknya 10 kali pada bulan September ini, yang membunuh 86 penduduk Palestina yang sedang berlindung di sekolah.
Sementara itu Badan Pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (22/09), bahwa selama tiga hari terakhir saja, tentara Israel mengebom setidaknya tiga sekolah, termasuk dua di Kota Gaza dan satu di kamp Nuseirat, di mana dalam setiap serangan tersebut, anak-anak dan perempuan termasuk di antara korban yang meninggal dunia, dengan sedikitnya 16 anak terbunuh.
Pernyataan tersebut mencatat bahwa “pada bulan September saja, 10 sekolah dibom, yang membunuh 86 orang”.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (23/09/2024), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.455 orang dan 95.878 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 708 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)