UNRWA: Akibat Genosida yang Masih Berlangsung, Sampah Berserakan di Jalur Gaza

UNRWA menyebut bahwa lembaga mitra UNRWA berupaya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, akan tetapi perang genosida dan pembatasan akses yang dilakukan Israel telah menimbulkan tantangan yang berat.

BY 4adminEdited Tue,24 Sep 2024,08:17 PM
GYFiKQMWoAARyqo.jpeg

Gaza, SPNA - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Minggu (22/09/2024), mengatakan bahwa dengan ratusan ribu orang yang tersisa di sebidang tanah kecil, semakin banyak di Jalur Gaza, “sampah terus menumpuk di sana”.

UNRWA menerbitkan foto melalui akun resminya di platform “X”, yang menunjukkan penumpukan sampah di tempat pembuangan sampah di daerah Khan Yunis, dengan mengatakan: “Ini adalah tempat pembuangan sampah di Khan Yunis. Sampah ada di mana-mana”.

UNRWA menyebut bahwa lembaga mitra UNRWA berupaya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, akan tetapi perang genosida dan pembatasan akses yang dilakukan Israel telah menimbulkan tantangan yang berat.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (23/09), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.455 orang dan 95.878 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 708 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir