Gaza, SPNA - Israel menjatuhkan bom ke sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat, pada Selasa (24/09/2024), yang membunuh 13 penduduk Palestina, termasuk anak-anak dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka yang berbeda-beda.
Sebanyak 10 orang meninggal dunia dan 11 lainnya mengalami luka-luka dibawa ke Rumah Sakit Al-Awda, akibat serangan penjajah Israel yang menargetkan sebuah rumah di dekat Klub Al-Ahly di kamp Nuseirat di daerah tengah Jalur Gaza.
Seorang gadis Palestina meninggal dunia dan lainnya terluka, setelah penjajah Israel mengebom sebuah rumah milik keluarga “Al-Wasifi” di daerah Nuseirat. Tembakan keras dari kendaraan dan tembakan artileri tank-tank Israel, dan bom asap, masih berlanjut di barat laut kamp Nuseirat.
Sejumlah sumber medis Palestina memperingatkan bahwa sebanyak 28 penduduk Palestina meninggal dunia dalam serangan Israel yang menargetkan rumah-rumah penduduk di Jalur Gaza sejak Selasa dini hari.
Pada hari Selasa, dalam waktu kurang dari 12 jam, tentara penjajah Israel pendudukan melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga Palestina di barat laut Kamp Nuseirat dan di utara Jalur Gaza yang membunuh 17 penduduk Palestina, di mana di antaranya adalah anak-anak dan Perempuan.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Selasa (24/09), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.467 orang dan 95.921 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 708 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.
(T.FJ/S: Palinfo)