Bank Dunia: Tingkat Kemiskinan di Jalur Gaza Capai 100 Persen

“Ekonomi Gaza menyusut sebesar 86 persen selama periode ini, sementara ekonomi Tepi Barat menyusut sebesar 25 persen. Pengangguran di wilayah Palestina mencapai tingkat rekor dan melampaui 50 persen,” sebut Bank Dunia.

BY 4adminEdited Sat,28 Sep 2024,05:59 PM

Gaza, SPNA - Bank Dunia, pada Kamis (26/09/2024), mengumumkan bahwa tingkat kemiskinan di Jalur Gaza telah mencapai 100 persen dan di Tepi Barat meningkat dari sebelumnya 12 persen menjadi 28 persen.

Bank Dunia menjelaskan hal ini dalam laporan berjudul “Pembaruan Ekonomi Palestina”, dengan menambahkan bahwa inflasi di Palestina telah melebihi angka 250 persen, akibat dampak perang Israel genosida Israel yang masih sedang berlangsung di Jalur Gaza selama kurang lebih satu tahun.

Bank Dunia menyatakan bahwa wilayah Palestina mengalami penurunan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) riil sebesar 35 persen pada kuartal pertama tahun 2024, yang merupakan “angka terbesar yang pernah terjadi di Palestina”.

“Ekonomi Gaza menyusut sebesar 86 persen selama periode ini, sementara ekonomi Tepi Barat menyusut sebesar 25 persen. Pengangguran di wilayah Palestina mencapai tingkat rekor dan melampaui 50 persen,” sebut Bank Dunia.

Bank Dunia memperkirakan devisit anggaran Otoritas Palestina akan semakin memburuk, dengan mengatakan bahwa perkiraan devisit anggaran akan mencapai 2 miliar dolar pada tahun 2024 (yaitu, tiga kali lipat kesenjangan pada tahun 2023). Bank Dunia menyebut bahwa hal tersebut akan menimbulkan risiko serius terhadap penyediaan layanan dan dapat menyebabkan keruntuhan sistemik. Bank Dunia juga memperingatkan meningkatnya risiko keuangan pada sektor perbankan Palestina.

Bank Dunia merupakan penyandang dana paling utama bagi pemerintah Palestina selama beberapa tahun terakhir dan sekarang, dengan memberikan pinjaman untuk membayar sebagian dari gaji sektor publik, atau agar tetap mampu menyediakan layanan bagi masyarakat.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Sabtu (28/09), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.586 orang dan 96.210 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

Sementara itu, kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 708 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir