Yerusalem, SPNA - Tentara Israel, sebagaimana dilansir RT Arabic, pada hari Senin (30/09/2024), masih terus melanjutkan operasi penangkapan di Tepi Barat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, di saat perang genosida masih berlanjut di Jalur Gaza, di mana Israel telah menangkap lebih 11.000 penduduk Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Komisi Urusan Tahanan Palestina, sebagaimana dikutip RT Arabic, melaporkan bahwa dalam dua hari terakhir, Israel menangkap setidaknya 40 penduduk Palestina dari Tepi Barat, di antaranya seorang Perempuan dan seorang anak. Israel juga menahan seorang ibu Palestina untuk menekan putra mereka agar menyerahkan diri.
“Jumlah total penangkapan di Tepi Barat sejak dimulainya Pertempuran Badai Al-Aqsa pada Oktober 2023, dan perang genosida yang sedang berlangsung, telah mencapai lebih dari 11.000 kasus penangkapan,” kata Komisi Urusan Tahanan Palestina.
Penangkapan tersebut mencakup seluruh lapisan masyarakat Palestina. Hingga saat ini, lembaga-lembaga yang menangani urusan tahanan belum mampu mengidentifikasi secara akurat seluruh jumlah dan identitas korban penangkapan Israel yang terus melakukan kejahatan penghilangan paksa terhadap penduduk Palestina.
Operasi penangkapan terus meningkat dan disertai dengan eksekusi di lapangan, penembakan langsung sebelum penangkapan, atau ancaman untuk melakukan hal tersebut. Israel juga melakukan kejahatan pemukulan hebat, investigasi lapangan yang berdampak pada ratusan orang, dan penggunaan anjing polisi.
Selama operasi penangkapan, tentara Israel dengan sengaja menggunakan penduduk sipil Palestina sebagai perisai manusia dan sandera. Tentara Israel juga merampas dan menyita barang-barang koleksi, mobil, uang, perhiasan emas dan perangkat elektronik. Israel juga melakukan hukuman kolektif yang berdampak kepada semua anggota keluarga yang tidak mengetahui apa pun, dengan melakukan penghancuran dan pemboman rumah-rumah milik tahanan Palestina.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Minggu (29/09/2024), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.595 orang dan 96.251 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)