Beirut, SPNA - Tentara Israel, pada Senin malam (30/09/2024), mengumumkan bahwa Divisi Pasukan Terjun Payung ke-98 dan pasukan darat telah mulai melakukan operasi terarah di selatan Lebanon. Israel juga menerbitkan klip video tentaranya yang sedang bersiap memasuki Lebanon.
“Dalam beberapa minggu terakhir, tentara Divisi 98, termasuk tentara dari divisi terjun payung, pasukan komando, dan Brigade ke-7, telah bersiap untuk operasi terbatas, lokal, dan tertarget di selatan Lebanon selatan yang dimulai tadi malam (Senin malam),” kata Avichai Adraee, juru bicara militer Israel.
Avichai Adraee menyatakan bahwa selama minggu-minggu ini, rencana invasi darat disetujui dan tentara dilatih di arena utara Israel setelah sebelumnya melakukan operasi di Jalur Gaza.
“Setelah berbulan-bulan bekerja di Jalur Gaza, di mana tentara divisi tersebut memperoleh keterampilan dan pengalaman operasional, mereka pindah ke utara dan sekarang bekerja di wilayah utara setelah melakukan penyesuaian lapangan yang diperlukan untuk berperang di Lebanon,” kata Avichai Adraee.
Avichai Adraee, pada Selasa pagi (01/10), mengumumkan telah memulai operasi darat yang ditargetkan dan spesifik terhadap sejumlah sasaran Hizbullah di daerah dekat perbatasan di selatan Lebanon selatan setelah Kabinet Israel menyetujui tahap berikutnya dari perang di Lebanon.
Sebelumnya, Avichai Adraee juga mengumumkan pemberlakuan zona militer tertutup pada Senin malam, di wilayah Metulla, Misgav Am, dan Kafr Giladi. Ia menyebutkan pengumuman ini mulai berlaku pada 30 September 2024 dan akan berakhir pada 6 Oktober 2024.
Daerah perbatasan di selatan Lebanon telah menyaksikan ketegangan keamanan, baku tembak, dan pemboman rudal antara tentara Israel dan Hizbullah satu hari setelah Hamas melancarkan Operasi “Badai Al-Aqsha” pada 7 Oktober 2023 dan setelah Israel melakukan perang genosida terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza.
Hizbullah beberapa kali menegaskan bahwa selama Israel masih belum menghentikan perang dan genosida di Jalur Gaza, maka serangan dan perang dari Hizbullah Lebanon tidak akan berhenti.
Berdasarkan laporan Koordinator Komite Darurat Pemerintah Lebanon dan Menteri Lingkungan Hidup, Nasser Yassin, lebih dari 1.600 warga Lebanon telah dibunuh oleh Israel sejak 8 Oktober, termasuk 104 anak-anak dan 194 perempuan, serta hampir 10.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
Sekitar 108 orang dibunuh Israel pada hari Sabtu saja (28/09), di mana masih banyak jenazah masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di seluruh Lebanon selama seminggu terakhir, yang menghancurkan puluhan bangunan dan membunuh ratusan penduduk Lebanon. Pada 23 September, Israel membunuh 558 orang di Lebanon, termasuk di antaranya 50 anak-anak dan 94 perempuan.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (30/09), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.615 orang dan 96.251 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)