Iran Serang Israel dengan Ratusan Rudal: Apa yang Perlu Kita Ketahui dan Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan, pada Selasa bahwa pihaknya menembakkan rudal ke Israel untuk membalas serangan mematikan Israel terhadap masyarakat di Jalur Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin IRGC, Hamas, dan Hizbullah.

BY 4adminEdited Wed,02 Oct 2024,07:00 PM

Tel Aviv, SPNA - Iran, pada Selasa malam (01/10/2024), melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, dengan menembakkan lebih seratusan rudal ke Israel dalam eskalasi terbaru di tengah meningkatnya kejahatan Israel dan ketegangan selama berminggu-minggu di kawasan Timur Tengah.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan, pada Selasa bahwa pihaknya menembakkan rudal ke Israel untuk membalas serangan mematikan Israel terhadap masyarakat di Jalur Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin IRGC, Hamas, dan Hizbullah.

Alarm berbunyi di hampir seluruh kawasan Israel pada Selasa malam saat rudal jatuh di kota-kota besar. Israel dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, mengatakan bahwa militer mereka bekerja sama untuk menembak jatuh sebagian besar dari hampir 200 rudal yang ditembakkan oleh Iran.

Tentara Israel mengatakan hanya “sedikit” serangan yang tercatat di bagian tengah dan selatan negara itu sementara dua orang terluka akibat pecahan peluru yang jatuh di daerah Tel Aviv.

Apa yang terjadi?

Rincian pasti operasi Iran masih belum jelas, tetapi IRGC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rudal tersebut ditujukan ke “target militer dan keamanan vital” di Israel.

IRGC kemudian mengatakan bahwa serangannya ditujukan secara khusus ke tiga pangkalan militer di wilayah Tel Aviv.

Berdasarkan laporan media pemerintah Iran, serangan tersebut, yang disertai dengan serangan siber skala besar, juga menggunakan rudal balistik hipersonik Fatah milik Iran untuk pertama kalinya.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka berhasil mencegat “sejumlah besar” dari 180 rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran. IRGC mengatakan bahwa 90 persen proyektil yang ditembakkan mengenai sasarannya.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, mengatakan bahwa militer Amerika melakukan koordinasi erat dengan Israel untuk menembak jatuh proyektil tersebut.

“Kapal perusak angkatan laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel dalam menembakkan roket pencegat untuk menembak jatuh rudal yang masuk,” kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.

Sullivan mengatakan tidak ada kematian yang dilaporkan di Israel: “Singkatnya, berdasarkan apa yang kami ketahui saat ini, serangan ini tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif,” katanya.

Mengapa Iran Menyerang Israel?

IRGC mengatakan itu merupakan respons atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon, dan komandan IRGC, Abbas Nilforoushan, pada pekan lalu di Beirut, serta pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada bulan Juli.

Para ahli telah memperingatkan selama setahun terakhir bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah perang genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah membunuh lebih dari 41.000 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.

Kelompok perlawanan Islam anti Israel, Hizbullah Lebanon, kemudian mulai menembakkan roket ke Israel utara tak lama setelah perang genosida Gaza dimulai, dengan mengatakan bahwa kelompok itu bertujuan untuk mendukung penduduk Palestina yang diblokade dan mengahadapi genosida Israel.

Militer Israel telah saling tembak dengan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon sejak saat itu atau pada 8 Oktober 2023, satu hari setelah Israel membombardir Jalur Gaza. Saling serang antara Hizbullah Lebanon dan Israel telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua negara.

Selama bulan lalu, militer Israel meningkatkan serangannya terhadap Lebanon, dengan menyerang sasaran di ibu kota Beirut dan memicu lebih banyak ketakutan akan terjadinya perang habis-habisan yang semakin meluas.

Bagaimana Reaksi Para Pemimpin Dunia?

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Iran telah “membuat kesalahan besar” dan “akan membayarnya”.

Utusan Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Danny Danon, mengatakan bahwa Israel akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga Israel: “Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya kepada masyarakat internasional, setiap musuh yang menyerang Israel harus menghadapi respons yang keras,” tulis Danon di media sosial.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan bahwa serangan itu merupakan respons yang tegas terhadap agresi Israel. “Beri tahu Netanyahu bahwa Iran tidak mencari perang, tetapi berdiri teguh melawan ancaman apa pun. Jangan terlibat dalam konflik dengan Iran,” katanya.

Mohammad Javad Zarif, penasihat strategis Pezeshkian, mengatakan bahwa Iran memiliki hak yang melekat untuk membela diri terhadap serangan bersenjata Israel yang berulang-ulang terhadap wilayah Iran dan warganya.

Sementara itu, kelompok pejuang Palestina yang memerintah Gaza, Hamas, menyambut serangan Iran sebagai aksi pahlawan dan mengatakan serangan itu mengirim pesan kuat kepada Zionis Israel dan pemerintah fasisnya yang akan membantu mencegah dan mengendalikan terorisme mereka. Hamas juga memuji keberhasilan serangan Iran.

“Kami mengucapkan selamat atas peluncuran roket heroik yang dilakukan oleh Korps Garda Revolusi Islam di Iran, di wilayah-wilayah luas wilayah pendudukan Palestina, sebagai tanggapan atas kejahatan pendudukan yang terus berlanjut terhadap rakyat di wilayah tersebut, dan sebagai pembalasan atas darah para syuhada heroik bangsa kami,” kata Hamas.

Sebaiknya, AS menjanjikan dukungan kuat kepada Israel, di mana Presiden Joe Biden mengatakan bahwa negaranya “sepenuhnya mendukung Israel”. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, mengatakan Washington akan “mendukung rakyat Israel pada saat kritis ini”.

Pentagon juga mengatakan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, telah membahas konsekuensi berat bagi Iran” jika negara itu melancarkan “serangan militer langsung” terhadap Israel. Pentagon tidak mengatakan apa konsekuensinya.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan negara itu telah memperingatkan Iran terhadap eskalasi berbahaya, yang menurutnya akan mendorong kawasan Timur Tengah “semakin jauh ke jurang jurang”.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengutuk “meluasnya konflik Timur Tengah dengan eskalasi demi eskalasi”. Dalam sebuah posting di X, ia menulis: “Ini harus dihentikan. Kita benar-benar membutuhkan gencatan senjata”.

Apa yang Mungkin Terjadi Selanjutnya?

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan Israel sepenuhnya siap untuk membalas serangan Iran. Ia menekankan bahwa itu akan dilakukan “pada waktu yang tepat”.

Penasihat Gedung Putih, Sullivan,  mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahan Biden menegaskan bahwa akan ada konsekuensi atas serangan yang dilakukan oleh Iran. Ia mengatakan baahwa Amerika akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya.

Sementara itu, Iran telah memperingatkan Israel agar tidak membalas serangan tersebut. Iran mengancam akan meluncurkan rudal lebih banyak dan punya daya hancur lebih besar ke negara penjajah itu jika membalas.

Birektur advokasi di lembaga pemikir DAWN yang berbasis di AS, Raed Jarrar, mengatakan bahwa Timur Tengah sekarang berada dalam perang regional skala penuh yang tidak akan berakhir tanpa perubahan dalam kebijakan Amerika.

“Ini tidak akan berhenti tanpa Amerika Serikat bersikap tegas dan berkata, 'Kami tidak akan mengirim lebih banyak senjata ke Israel. Kami tidak akan mendanai dan membantu kejahatan Israel,'" kata Raed Jarrar.

Peneliti di Middle East Council on Global Affairs, Omar Rahman, mengatakan bahwa Israel pasti akan akan merespons balik serangan Iran. Ia menyebut bahwa tindakan balasan, akan memicu perang yang lebih besar. Omar Rahman menambahkan bahwa Israel telah mencoba mengundang perang ini melalui tindakannya selama beberapa bulan terakhir.

“Israel mampu melakukan penghancuran besar-besaran, seperti yang kita lihat di Lebanon. Israel mampu melakukan tindakan intelijen besar-besaran dan melancarkan perang yang benar-benar menghancurkan. Iran, menurut saya, telah mencoba menghindarinya, tetapi negara itu sedang menuju semacam perang dengan Israel,” kata Omar Rahman.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (30/09), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.615 orang dan 96.251 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Perang genosida Israel di Jalur Gaza telah membuat Hizbullah Lebanon, Asharullah Yaman, Brigade Sayyid Al-Shuhada Irak, ikut terlibat dengan menyerang Israel agar menghentikan kejahatan terhadap penduduk Palestina.

(T.FJ/S: Aljazeera)

 

leave a reply
Posting terakhir

5 Hal yang Perlu Kita Ketahui tentang Serangan Iran terhadap Israel

Serangan Iran tidak hanya menguji pertahanan Israel tetapi juga mengungkap rincian penting teknologi rudal AS-Israel di seluruh wilayah. Dengan menargetkan beragam lokasi dengan beragam senjata, Iran memaksa Israel untuk mengungkap sebagian besar sistem antimisilnya. Langkah strategis ini telah memberi Iran peta lengkap mengenai arsitektur pertahanan rudal Israel dan instalasi AS di wilayah tersebut.