Dalam wawancara eksklusif dengan Mondoweiss, pemimpin senior Hamas, Mousa Abu Marzouk membahas tujuan dan pencapaian Operasi Badai Al-Aqsha, solidaritas internasional Palestina, dan apa yang akan terjadi setelah setahun genosida Israel di Gaza.
Mousa Abu Marzouk adalah seorang politikus Palestina dan anggota senior Hamas yang menjabat sebagai ketua pertama Biro Politik Hamas dari tahun 1992 hingga 1996, dan wakil ketua Biro Politik Hamas dari Januari 1997 hingga April 2013, di mana ia digantikan oleh mendiang Ismail Haniyeh. Abu Marzouk telah menjadi tokoh kunci dalam politik Palestina dan dalam gerakan Hamas selama beberapa dekade, dan terus memainkan peran sentral dalam politbiro kelompok tersebut.
Wawancara ini dilakukan melalui email antara tanggal 27 September dan 3 Oktober 2024. Pertanyaan dan jawaban disalin di bawah ini persis seperti yang tertulis, kecuali sedikit koreksi tipografi.
Mondoweiss: Mari kita mulai dengan hal-hal mendasar: Apa itu gerakan Hamas? Bagaimana Anda bergabung dengannya?
Mousa Abu Marzouk: Gerakan Perlawanan Islam “Hamas” adalah gerakan pembebasan nasional Palestina yang beraliran Islam, yang tujuannya adalah untuk membebaskan Palestina dan melawan proyek Zionis. Titik acuannya adalah Islam baik tujuan, dan caranya.
Kami awalnya adalah kelompok dari Ikhwanul Muslimin yang mengelola program di Palestina yang dipimpin oleh Dr. Khairi Al-Agha, dan saya adalah wakilnya. Kelompok ini ada di sejumlah berbagai negara di Teluk, Arab Saudi, Yordania, Eropa, dan Amerika Selatan. Saya adalah pejabat di Amerika Serikat. Ketika Intifada dimulai pada tahun 1987, pemimpin gerakan di Gaza menambahkan program dalam kerangka nasional ke program reformasi pendidikan dan memimpin Intifada Palestina dengan nama baru yaitu Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Begitu pula pemimpin program kepalestinaan di luar Palestina dan mungkin pada saat yang sama, dengan harmoni dan keharmonisan, seperti yang dilakukan oleh pemimpin di Tepi Barat. Jadi saudara-saudara saya menganggap saya di antara para pendiri Gerakan Perlawanan Islam.
Bagaimana Hamas saat ini berbeda dengan saat Anda bergabung? Apa pesan Hamas kepada dunia saat ini?
Sebelum lahir, Hamas adalah sekelompok penduduk Palestina yang bekerja dalam bidang organisasi pendidikan, reformis, bantuan, dan lembaga amal. Hamas tidak berpartisipasi dengan faksi-faksi aksi nasional Palestina dalam upaya perlawanan atau aktivitas politik. Ini dikarenakan alasan-alasan objektif, di mana hal yang terpenting di antaranya adalah sulitnya mempertahankan kehadiran lembaga ini di Palestina yang sedang dalam tahap pembangunan dan pertumbuhan, dan termasuk di luar negeri karena penyebaran penduduk (Palestina) di antara di dalam Palestina sendiri, Suriah, dan Lebanon. Program kepalestinaan antara Palestina dan Yordania ditangani oleh Ikhwanul Muslimin di Yordania, tetapi ketika Intifada Palestina dimulai, Hamas menanggung bebannya dengan berbagai faksi Palestina, meskipun semuanya bekerja atas nama kepemimpinan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang Bersatu. Hamas bekerja di bawah kepemimpinan PLO.
Pesan Hamas kepada dunia adalah bahwa kami mencari kebebasan bagi rakyat Palestina kami Kami berusaha untuk membebaskan tanah kami yang dirampas dari kami dengan paksa dan oleh resolusi internasional, di mana rakyat kami diusir. Kami ingin kembali ke tanah dan harta benda kami. Kami hanya menginginkan keadilan dan kebebasan. Kami tahu, warga negara, kekuatan dan tujuan negara-negara Barat dan dominasi mereka atas politik internasional, khususnya Amerika Serikat, dan sejauh mana dukungan mereka terhadap musuh Zionis yang menduduki tanah kami dan menduduki seluruh tanah kami.
Oleh karena itu, kami menyetujui visi nasional Palestina yang diadopsi oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dengan negara Palestina yang merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta Yerusalem sebagai ibu kota negara ini dengan hak untuk kembali. Kami berupaya bersama seluruh masyarakat nasional untuk membebaskan diri dari penjajahan dan mendirikan negara Palestina ini. Kami menyerukan kepada dunia yang telah memerintahkan kami dengan hak ini untuk membantu kami mencapainya. Kami menganggap bahwa tujuan ini hanya dapat dicapai dengan perlawanan dan memaksa Israel untuk pergi.
Bisakah Anda jelaskan kepada kami apa itu Operasi “Banjir Al-Aqsa” yang dilancarkan Hamas pada tanggal 7 Oktober? Apa tujuannya, dan menurut Anda apakah Hamas berhasil mencapai tujuannya?
Operasi Badai Al-Aqsha adalah operasi militer murni yang diinisiasi oleh kelompok militer dari Brigade Al-Qassam, yang terdiri dari sekitar 1.200 tentara elit. Tujuan mereka adalah untuk menghadapi militer Israel Divisi Gaza, yang telah ditempatkan di sekeliling Jalur Gaza, yang memberlakukan blokade ketat sejak tahun 2007. Hamas telah menyerukan partisipasi kelompok perlawanan di Tepi Barat, luar negeri, dan dari negara-negara di Poros Perlawanan untuk mencapai beberapa tujuan utama:
- Mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
- Melindungi Yerusalem dan tempat-tempat suci di Yerusalem dari ekstremis Yahudi atau dari penghancuran yang dilakukan Israel.
- Membebaskan tahanan kami dari penjara penjajah Israel.
- Membuka blokade di Jalur Gaza.
- Memastikan bahwa rakyat kami hidup bebas dan bermartabat, menentukan masa depan mereka sendiri melalui pemilihan umum di mana mereka dapat memilih kepemimpinan dan takdir mereka.
Kejutan yang tidak diperkirakan oleh pimpinan Hamas adalah bahwa Divisi Gaza tentara Israel hancur dalam beberapa jam, meskipun mereka memiliki senjata paling canggih, termasuk tank, kendaraan lapis baja, pesawat terbang, perangkat elektronik, dan kemampuan spionase. Mereka hancur dalam beberapa jam, padahal kami hanya memiliki senjata ringan yang sederhana dan kendaraan pengangkut yang bobrok.
Meskipun demikinan, kami memiliki orang-orang yang kuat, terlatih, bermoral tinggi, tujuan yang adil, orang-orang yang hak-haknya dirampas, kehilangan kebebasan, dan keinginan untuk melawan penindasan. Hal ini menyebabkan kekacauan yang tidak kami duga, memasuki permukiman dan melangkah lebih jauh, mencapai Sderot Rahat, dan radius 40 kilometer dari Jalur Gaza. Kekacauan ini menyebabkan banyak orang dan faksi perlawanan Palestina melintasi garis pemisah dan menangkap warga sipil dan personel militer, seperti yang telah Anda lihat. Beberapa bahkan mulai membawa barang-barang dari permukiman. Sebenarnya, semua kekacauan ini adalah hasil dari keruntuhan cepat Divisi Gaza, sesuatu yang tidak diharapkan Hamas. Adapun tujuan yang dicapai, jauh lebih banyak dari yang kami perkirakan, dan berikut ini beberapa di antaranya:
- Perjuangan Palestina kembali ke garis depan, dan seluruh dunia menyadari perjuangan kami dan tuntutan kami yang sah untuk sebuah negara, kebebasan, dan masa depan.
- Seluruh dunia menyadari sifat asli Israel, kebiadabannya dan tujuannya untuk memusnahkan orang-orang Palestina, serta ambisi agresifnya. Hal ini menyebabkan lahirnya resolusi dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Mahkamah Internasional, dan Mahkamah Pidana Internasional, beserta kecaman global terhadap Israel.
Dalam wawancara dengan New Yorker pada 13 Oktober 2023, Anda mengatakan bahwa pada 7 Oktober Anda sama terkejutnya dengan orang lain terhadap Operasi Badai Al-Aqsha. Anda mengatakan bahwa Anda terkejut dengan keberhasilan militernya. Pada 7 Oktober, saat peristiwa masih berlangsung, apa prediksi awal Anda tentang sifat respons Israel? Apakah prediksi Anda pada hari itu berbeda dari apa yang sebenarnya terjadi pada bulan-bulan berikutnya?
Operasi 7 Oktober menghentikan proyek dominasi regional Israel setelah dihancurkan oleh hanya beberapa ratus pejuang Al-Qassam. Israel tidak dapat lagi mengklaim bahwa mereka melindungi kawasan dan Teluk dari Iran, dan dengan demikian semua upaya untuk mengintegrasikannya ke dalam kawasan telah gagal sebagai akibat dari operasi ini.
Adapun tujuan yang ditetapkan Hamas, tujuan tersebut telah dikukuhkan di lapangan. Proyek nasional Palestina kini semakin dekat dengan realisasi, sementara proyek Zionis semakin jauh dari pelaksanaan (tujuan mereka), meskipun ada keseimbangan kekuatan dan dukungan Amerika terhadap Israel. Ya, Israel dikejutkan oleh operasi Badai Al-Aqsha, yang direncanakan dan dilaksanakan oleh Brigade Al-Qassam tanpa melibatkan kepemimpinan politik.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kejutan yang sebenarnya adalah pada kerapuhan Divisi Gaza dan ketidakmampuan tentara Israel untuk mengatasi kelemahan dan hancurnya divisi dengan cepat, diikuti oleh kekacauan yang membuat orang Israel ketakutan dan memicu ketakutan eksistensial. Hal ini menyebabkan tanggapan Israel yang tidak rasional, melampaui semua batas, karena mereka berusaha untuk memusnahkan dan mengusir orang Palestina, dengan cara apa pun, di luar batas wilayah Palestina yang bersejarah, baik ke Sinai (Mesir) atau tempat lain.
Mengenai apakah prediksi saya pada hari itu berbeda dari apa yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya, sebenarnya saya memang mengharapkan Israel (runtuh) seperti itu, mengingat pemahaman saya tentang latar belakang Zionis dan mentalitas Yahudi yang fanatik. Saya telah membaca Perjanjian Lama beberapa kali dan mempelajari sejarah gerakan Zionis, meskipun saya tidak menyangka AS akan begitu brutal dalam memasok Israel dengan senjata mematikan yang membunuh dengan cara ini dan melindungi mereka di semua forum internasional. Meskipun saya mengenal masyarakat Amerika dengan baik, tetapi politisi (mereka) adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.
Apakah Anda memiliki harapan yang lebih besar terhadap Tepi Barat dan partisipasinya dalam peristiwa Badai Al-Aqsha? Apakah Anda berharap akan terjadi pemberontakan yang lebih luas di Tepi Barat untuk mendukung Gaza?
Ya, saya memang mengharapkan partisipasi yang lebih besar dari Tepi Barat, tetapi ada dua alasan yang menghalangi hal ini. Pertama, kebijakan Mahmoud Abbas dan otoritasnya yang korup, dan kedua, agresi para pemukim Israel, rencana mereka, dan perlindungan yang mereka terima dari tentara Israel. Namun, kami masih mengharapkan lebih banyak (partisipasi) lagi di masa mendatang.
Setelah setahun perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina, banyak penduduk Palestina yang mendukung kelompok perlawanan tersebut berpikir bahwa Gaza tidak seharusnya diharapkan untuk terus menanggung biaya perlawanan sendirian. Bagaimana Anda menanggapi hal ini?
Hal ini benar, tetapi penduduk Palestina di wilayah lain harus ikut bertanggung jawab karena penduduk Palestina tidak punya pilihan selain melawan proyek Zionis untuk mencapai tujuan mereka dalam mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Bagaimana masa depan kelompok perlawanan setelah genosida? Gaza telah hancur lebur dan banyak yang memperkirakan bahwa perannya dalam perlawanan akan sangat dibatasi dalam beberapa tahun mendatang. Tepi Barat menyaksikan perluasan permukiman (Israel) yang merajalela bersamaan dengan operasi militer yang brutal terhadap kelompok perlawanan bersenjata di utara Tepi Barat, sementara Otoritas Palestina terus bertindak sebagai subkontraktor bagi penjajah (Israel) tersebut. Jadi, potensi apa yang ada bagi penduduk Palestina untuk memajukan perjuangan pembebasan mereka dengan semua kendala internal ini?
Uraian Anda akurat, tetapi lihatlah kembali seratus tahun yang lalu. Setelah setiap kemunduran gerakan dan perlawanan nasional, rakyat menghasilkan elemen-elemen baru untuk menghadapi gerakan Zionis.
Setelah revolusi 1927, muncullah revolusi 1936. Tiga puluh enam tahun kemudian, terjadi perang 1947, diikuti oleh Operasi Fedayeen, kemudian terjadi pembentukan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Tentara Pembebasan Palestina. Setelah 1984 dan keluarnya PLO dari Lebanon, Intifada Pertama dimulai pada 1987, kemudian Intifada Kedua pada 2000, selanjutnya diikuti perang pada 2008, 2012, 2014, dan 2021. Rakyat Palestina siap membayar harganya, bahkan dengan mengorbankan anak-anak mereka demi mempertahankan agama dan tanah air mereka.
Hampir satu tahun setelah genosida, kita melihat kegagalan komunitas internasional untuk menghentikan perang dan pembunuhan penduduk sipil yang tidak berdosa. Sementara itu, penduduk Palestina mengkritik respon negara-negara dan para pemimpin Arab karena tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan genosida.
Apa pendapat Anda tentang respon komunitas internasional dan para pemimpin Arab? Apa harapan Anda dan bagaimana harapan tersebut sesuai dengan kenyataan?
Anda harus memahami bahwa kebijakan Amerika Serikat bertanggung jawab atas semua ini di Timur Tengah. AS mengadopsi kebijakan Israel, bahkan jika kebijakan itu bertentangan dengan arahan pemerintah Amerika. AS memasok mereka dengan semua jenis senjata dan melindungi mereka di PBB dan forum internasional lainnya.
Negara-negara di kawasan itu terbagi menjadi dua kategori: satu memiliki kekayaan dan uang, tetapi uang itu disimpan di bank-bank Amerika, yang memungkinkan AS mengendalikan negara-negara ini. Kelompok kedua bergantung pada bantuan internasional, yang juga dikendalikan oleh AS. Oleh karena itu, respons pemerintah di kawasan itu sejalan dengan keinginan AS.
Selain itu, negara-negara lain di dunia tidak ingin berhadapan dengan AS. Sedangkan Eropa, negara-negara itu terlibat dengan AS dalam semua kejahatan ini. Negara-negara di luar pengaruh AS, seperti Rusia, Tiongkok, Afrika Selatan, dan Iran, telah berkinerja baik di tingkat internasional dan hukum. Kami berterima kasih kepada negara-negara ini, dan rakyat Palestina menghargai upaya mereka dan berterima kasih atas posisi mereka.
Pada bulan Juli, di tengah genosida, Hamas dan Fatah menandatangani perjanjian persatuan di Beijing. Anda hadir di sana dan dalam pidato Anda, Anda mengatakan, “Kami berkomitmen untuk melakukan persatuan nasional”. Ketika perjanjian tersebut ditandatangani, banyak penduduk Palestina bereaksi dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan terhadap pembicaraan dan perjanjian rekonsiliasi lainnya selama dua dekade terakhir yang pada akhirnya tidak membuahkan hasil: dengan skeptisisme dan menahan napas. Banyak orang melihatnya sebagian besar sebagai simbolis.
Selain perjanjian di Beijing, apa yang sedang dilakukan antara Hamas, Fatah, dan partai politik Palestina lainnya untuk mencapai persatuan nasional dan jalan ke depan bagi warga Palestina? Dan peran strategis apa yang Anda lihat dimainkan oleh rekonsiliasi di tengah genosida ini?
Rakyat Palestina tengah menghadapi genosida. Setiap makhluk hidup di Gaza menjadi sasaran tentara Israel. Tentara Israel telah menghancurkan semua tanda kehidupan, termasuk lembaga pendidikan, sistem kesehatan, dan banyak lagi. Di Tepi Barat, tanah Palestina dicuri, dan permukiman Israel meluas seperti kanker ganas. Otoritas penjajahan Israel memperketat cengkeraman terhadap rakyat kami di wilayah 1948, dengan tujuan menggusur mereka. Oleh karena itu, kami melihat bahwa persatuan nasional merupakan prasyarat untuk meraih kemenangan. Tanpa itu menjadi kelemahan dalam tubuh Palestina. Inilah sebabnya kami telah bekerja selama bertahun-tahun untuk memperbaiki perpecahan. Strategi kami didasarkan pada persatuan dan kami telah membuat konsesi, mencapai beberapa kesepakatan. Namun, dua pihak secara konsisten telah menarik garis merah pada persatuan dan menyebabkan kegagalannya: pemerintahan AS dan pendudukan Israel.
Beijing sangat ingin membantu rakyat Palestina. Kami menandatangani Deklarasi Beijing. Kami bekerja sama dengan faksi-faksi Palestina untuk melaksanakannya, tetapi pemerintahan AS dan penjajah Israel menghalangi pelaksanaannya dan mengancam Fatah dan Otoritas Palestina.
Apa yang seharusnya menjadi tujuan gerakan solidaritas internasional untuk Palestina? Apakah tujuan menyerukan gencatan senjata masih bermakna mengingat sebagian besar Gaza telah hancur, atau haruskah tuntutan gerakan solidaritas diubah?
Kami menyampaikan penghargaan kami kepada gerakan solidaritas internasional untuk Palestina atas kemanusiaan mereka dan upaya mereka dalam menghadapi penjahat perang, meskipun mereka menghadapi tekanan harian. Situasinya bahkan mencapai titik di mana pilot Amerika Aaron Bushnell membakar dirinya sendiri sebagai protes terhadap genosida Israel dan sikap pemerintahan Biden terhadap perang tersebut. Kami, bersama dengan rakyat kami, sangat berterima kasih kepadanya dan keluarganya, serta kepada semua pribadi merdeka yang bersolidaritas dengan tujuan kami.
Menghentikan genosida adalah tujuan utama dan upaya harus terus dilakukan ke arah ini. Tentara penjajah Israel melakukan pembantaian setiap hari, tanpa jeda sehari pun, sehingga hal ini menjadi prioritas saat ini. Selain itu, sangat penting untuk berupaya menghentikan blokade yang dilakukan terhadap rakyat, karena ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal, musim dingin semakin dekat, dan tidak ada air bersih, listrik, atau kehidupan normal apa pun. Oleh karena itu, menghentikan blokade untuk memungkinkan masuknya pasokan penting bagi penduduk Gaza sangatlah penting. Lebih jauh, penjahat perang Israel harus dikejar agar mereka tidak lolos dari keadilan, karena mereka mendorong Timur Tengah dan dunia menuju perang dunia ketiga yang akan merugikan setiap manusia di planet ini. Menghentikan mereka adalah demi kepentingan kita semua.
Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB minggu ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Hamas untuk menyerah dan bersumpah untuk melanjutkan serangan genosida di Gaza hingga Israel mencapai “kemenangan total”. Apa tanggapan Anda terhadap hal ini?
Netanyahu ingin Hamas menyerah, tetapi kami adalah gerakan perlawanan yang membela rakyat. Kami tidak akan menyerah. Kami akan melanjutkan perlawanan kami. Bahkan jika kami berasumsi Hamas menyerah, musuh akan melanjutkan genosida karena masalahnya ada pada rakyat Palestina, bukan pada Hamas. Lihat apa yang mereka lakukan di Yerusalem dan Tepi Barat, wilayah tempat Hamas tidak memiliki kehadiran yang kuat, tetapi ratusan orang telah dibunuh.
Mengenai kesepakatan, kami setuju, tetapi Netanyahu terus menyabotasenya. Para mediator telah menyaksikan bahwa posisi Hamas kuat, dan masalahnya ada pada penjajahan Israel.
Apa rencana Hamas dalam beberapa tahun ke depan di Gaza? Apa tujuan politik Hamas untuk “Hari Setelahnya” di Gaza, baik jika kesepakatan gencatan senjata tercapai maupun jika kesepakatan tidak tercapai?
Hamas merupakan bagian tidak terpisahkan dari rakyat Palestina. Hamas menang telak dalam pemilihan umum terakhir. Kami berkomitmen untuk meraih kemerdekaan rakyat Palestina, kembali ke tanah mereka yang diduduki, dan mengakhiri pendudukan Israel. Tujuan ini tetap menjadi inti Hamas hingga tercapai.
Untuk hari-hari setelahnya, Hamas akan bekerja dengan semua komponen politik Palestina untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional, non-faksional, dengan tujuan utama memberikan bantuan kepada rakyat, menangani dampak perang, dan membangun kembali sektor yang hancur untuk jangka waktu terbatas. Hamas kemudian akan mempersiapkan diri untuk pemilihan umum Palestina, dan setiap orang harus menghormati hasil pemilihan umum ini.
Sementara itu, kami akan bekerja keras untuk memperbaiki dampak perang. Ada puluhan ribu anak yatim, ribuan orang kehilangan anggota tubuh, dan ratusan ribu orang tanpa rumah atau tempat berteduh, belum lagi tragedi lain yang dialami rakyat. Tentu saja, ada peran utama dunia dalam membantu mengatasi bencana kemanusiaan ini. Kami adalah orang-orang yang telah mengalami agresi sejak 1948 tanpa kesalahan apa pun kecuali keserakahan mereka terhadap tanah kami.
AS secara terbuka mendukung tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas dan mempertahankan sikap bahwa Hamas adalah organisasi teroris. Menurut Anda, apakah Hamas memiliki masa depan untuk diterima sebagai aktor politik dan sebagai bagian dari kepemimpinan rakyat Palestina? Dan seberapa besar peristiwa tahun lalu memengaruhi kemungkinan itu?
Hamas tetap ada, dan tentara pendudukan Israel gagal melenyapkan gerakan tersebut. Namun, mereka mengeksploitasi tujuan melenyapkan Hamas untuk membunuh penduduk sipil dan menghancurkan Gaza. Kami memandang pemerintah AS sebagai mitra utama dalam perang yang menyerang rakyat kami. Biden secara pribadi memimpin dewan perang dan Blinken membentuk tembok perlindungan politik untuk Netanyahu, yang mendorong pencegahan makanan dan air agar tidak sampai ke Gaza. Selain itu, bom yang jatuh ke atas anak-anak, perempuan, dan orang tua adalah buatan Amerika. Hal yang penting bagi kami adalah penerimaan rakyat Palestina. Kami memperoleh legitimasi kami dari rakyat Palestina, bukan dari pemerintah AS atau pihak eksternal. Kami membela rakyat kami demi kemerdekaan, kebebasan, dan martabat mereka, sehingga mereka tidak terikat pada siapa pun.
Saat kita berbicara, pemboman Israel di Lebanon terus berlanjut, dan jumlah korban tewas di sana terus meningkat. Terlepas dari apa yang dipertaruhkan bagi Hizbullah dan Lebanon, “front pendukung” telah bersumpah untuk melanjutkan pertempurannya dengan Israel hingga genosida berakhir. Sementara itu, kelompok lain seperti Ansharullah di Yaman telah menggunakan kemampuan militer sederhana dan cara mereka sendiri untuk menekan Israel agar menghentikan pembunuhan.
Menurut Anda, apakah Hizbullah dan “Poros Perlawanan” yang lebih luas telah melakukan segala yang dapat dilakukannya untuk mendukung warga Palestina? Atau, menurut Anda, apakah mereka dapat berbuat lebih banyak di awal genosida?
Kami telah dan terus menjadi target genosida oleh kelompok yang nenek moyangnya menjadi sasaran genosida oleh orang Eropa, khususnya Jerman, dalam Perang Dunia II. Ini sangat ironis karena rakyat kita tidak menyakiti mereka (Yahudi). Mereka yang menjadi korban genosida seharusnya menentangnya, bukan malah melakukannya terhadap yang lemah.
Dalam perang ini, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami yang telah mengambil sikap heroik dalam menghadapi penjajah Israel dan membela rakyat Palestina. Saat ini, Lebanon juga diserang karena sikap kemanusiaan dan moralnya.
Diskusi seharusnya bukan tentang apakah kelompok pendukung garis depan dapat berbuat lebih banyak, tetapi tentang pihak yang menyaksikan genosida rakyat Palestina kami dan memilih tetap diam atau tidak berpartisipasi. Mereka adalah orang-orang yang seharusnya melihat kembali nilai kemanusiaan dan nilai-nilai diri mereka. Mereka mengetahui bahwa kejahatan Israel pada akhirnya akan menjangkau mereka semua.
Banyak yang berspekulasi bahwa Iran dan “Poros Perlawanan”, tidak tahu tentang Operasi Badai Al-Aqsha, tidak senang dengan waktu serangan 7 Oktober karena “Poros Perlawanan” belum siap untuk terlibat dalam pertempuran ini. Hal ini tampaknya terjadi mengingat bahwa serangan “pendukung garis depan” Hizbullah relatif terkendali, yang menunjukkan bahwa Hasan Nasrallah (tidak) ingin mengundang kehancuran yang lebih luas di Lebanon.
Mengapa Hamas memilih operasinya untuk dilakukan sekarang? Apakah operasi Badai Al-Aqsha merupakan cara untuk memaksa”Poros Perlawanan” agar berkomitmen lebih penuh pada perjuangan Palestina?
Operasi Badai Al-Aqsha terkait dengan perjuangan Palestina dan merupakan keputusan yang dibuat sendiri oleh kelompok perlawanan Palestina. Operasi ini tidak ditujukan kepada siapa pun kecuali penjajah Israel.
Kita melihat di depan mata kita bagaimana pemerintah ekstremis Israel menerapkan kebijakan penyelesaian “konflik”. Kita khawatir perjuangan Palestina akan hancur karena permukiman menyebar dengan cepat, Israel mengubah status quo di Yerusalem dan ingin menguasai Masjid Al-Aqsha, serta tempat-tempat suci Kristen dan Islam di kota itu. Blokade ketat di Gaza telah berlangsung selama lebih dari 17 tahun. Ada ribuan tahanan Palestina di penjara musuh, beberapa di antaranya telah ditahan selama lebih dari 40 tahun. Kebijakan normalisasi (damai dengan Israel) telah mulai menjangkau negara-negara pusat di kawasan (Timur Tengah), itulah sebabnya kami bertindak untuk mengubah kenyataan ini dengan menargetkan brigade militer tentara yang memberlakukan blokade di Gaza.
Apa yang dapat kita pelajari dari tahun lalu tentang masa depan Palestina dan wilayah yang lebih luas? Ke mana arah kita selanjutnya? Ke mana arah Gaza selanjutnya?
Kita berada dalam fase sejarah yang signifikan. Hari ini, sejarah sedang dibuat. Apa yang terjadi sebelum 7 Oktober tidak akan tetap sama setelahnya. Ini adalah masa kelahiran yang menyakitkan dan transformasi besar, dan perubahan ini tidak akan terbatas pada Palestina tetapi akan meluas ke wilayah Timur Tengah dan bahkan sistem global.
Ini adalah kesempatan bagi setiap individu dan kekuatan untuk memiliki tempat dalam transformasi ini dan dikenang oleh sejarah karena berada di pihak yang benar, di pihak orang-orang yang ditindas.
Apakah Anda punya pesan untuk masyarakat internasional dan para pendukung kemerdekaan Palestina di seluruh dunia?
Pesan saya kepada masyarakat internasional adalah bahwa salah satu motivasi di balik Operasi Badai Al-Aqsha adalah kegagalan masyarakat internasional untuk mencegah penjajah Israel. Sikap kami telah divalidasi karena masyarakat internasional telah menyaksikan pemusnahan kami selama setahun dan tidak melakukan apa pun yang praktis atau efektif untuk mencegahnya. Setelah setahun genosida, kami masih melihat Netanyahu berbicara di PBB. Oleh karena itu, kami katakan bahwa diamnya Anda terhadap Netanyahu akan menciptakan orang lain seperti dia di antara Anda. Ketika itu terjadi, penderitaan akan menimpa semua orang. Masih ada waktu bagi Anda untuk mengambil sikap yang manusiawi dan etis yang sesuai dengan kepentingan Anda seperti halnya kepentingan kami.
Kepada orang-orang merdeka yang mendukung kemerdekaan Palestina, rakyat Palestina mengamati tindakan Anda, dan kami melihat bahwa Anda menimbulkan ancaman nyata bagi penjajah Israel. Lanjutkan perjuangan Anda, teruslah mengungkap kejahatan penjajah Israel, menyoroti kejahatannya, dan memberi tekanan pada Israel dan para pendukungnya. Jadikan mereka orang buangan di mana pun mereka berada. Putuskan hubungan antara pemerintah Anda dan pemerintah Israel. Pastikan bahwa gerakan Anda menjadi lebih efektif karena anak-anak Palestina membutuhkan tindakan Anda.
(T.FJ/S: Modoweiss)