Jenazah Syuhada Palestina Bertebaran di Jalanan Kamp Jabalia di Jalur Gaza

Tentara Israel pada hari Selasa kembali menyerukan kepada penduduk kota Jabalia, kamp Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun untuk segera meninggalkan rumah mereka, memperingatkan bahwa pasukan akan melakukan serangan udara dan darat dengan kekuatan besar di wilayah tersebut.

BY 4adminEdited Wed,09 Oct 2024,08:18 PM

Gaza, SPNA - Sumber medis Palestina di Jalur Gaza, pada Selasa (08/10/2024), melaporkan bahwa jenazah puluhan korban jiwa akibat pemboman Israel tersebar di jalan-jalan Kamp Jabalia. Tim Pertahanan Sipil dan ambulans tidak dapat mengevakuasi jenazah-jenazah tersebut karena blokade ketat tentara Israel.

“Kondisi kemanusiaan di wilayah utara Jalur Gaza semakin memburuk dari jam ke jam akibat serangan besar yang dilancarkan penjajah (Israel) terhadap daerah Beit Hanoun, Beit Lahia, dan Jabalia selama empat hari berturut-turut. Daerah ini berada di bawah blokade ketat, dengan pasokan air, makanan, dan obat-obatan tidak diperbolehkan masuk. Penjajah (Israel) melakukan pembantaian terhadap warga sipil yang menyebabkan puluhan syuhada dan ratusan terluka. Jenazah syuhada masih tergeletak di jalan-jalan karena tim ambulans dan pertahanan sipil juga menjadi target serangan,” kata Pertahanan Sipil Gaza.

Tentara Israel mengancam lebih dari 200 ribu penduduk Palestina di daerah dan kawasan utara Jalur Gaza untuk meninggalkan rumah, sambil terus melakukan pembantaian terhadap penduduk sipil dan memaksa mereka mengungsi.

Pada Selasa malam Israel mengancam rumah sakit di wilayah utara Jalur Gaza agar mengosongkan bangunan dalam waktu 24 jam dengan ancaman akan menargetkan rumah sakit-rumah sakit tersebut.

“Kami mendesak dunia dan semua lembaga internasional untuk menekan penjajah (Israel) agar menghentikan kejahatan genosida terhadap penduduk di wilayah utara Gaza dan memungkinkan tim medis serta pertahanan sipil untuk menjalankan tugasnya serta mengizinkan masuknya kebutuhan hidup dasar,” kata Pertahanan Sipil Gaza.

Tentara Israel pada hari Selasa kembali menyerukan kepada penduduk kota Jabalia, kamp Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun untuk segera meninggalkan rumah mereka, memperingatkan bahwa pasukan akan melakukan serangan udara dan darat dengan kekuatan besar di wilayah tersebut.

Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa tentara penjajah Israel selama setahun penuh genosida menyebarkan banyak peta yang menyesatkan, menyerukan penduduk Palestina untuk mengungsi dari wilayah Gaza utara dan Gaza tengah ke wilayah Khan Younis dan Rafah, yang disebut sebagai daerah aman. Namun, seruan ini selalu merupakan seruan palsu dan berbahaya bagi keselamatan penduduk Palestina yang telah menjadi pengungsi di berbagai tempat di Jalur Gaza.

Tentara Israel pada hari Senin (07/10) mengeluarkan peringatan kepada penduduk Palestina di daerah Beit Hanoun, Jabalia, dan Beit Lahia untuk mengosongkan wilayah tersebut dan menuju ke "zona kemanusiaan baru" di Mawasi.

Pada Sabtu malam (05/10), tentara Israel mengumumkan pelaksanaan operasi darat baru di bagian utara Jalur Gaza, dengan alasan bahwa "Hamas sedang mencoba membangun kembali infrastruktur militernya". Sebuah alasan yang disebut-sebut untuk mengusir paksa penduduk Palestina dari utara Jalur Gaza.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (07/10), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.909 orang dan 97.303 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

Kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 743 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

Sementara itu, Israel sejak 8 Oktober 2023melakukan juga melakukan pembantaian di Lebanon dengan membunuh 2.083 penduduk Lebanon dan melukai lebih dari 9.869 orang lainnya.

(T.FJ/S: RT Arabic)

 

leave a reply
Posting terakhir