Gaza, SPNA - Kantor media pemerintah Palestina di Jalur Gaza, pada Kamis (10/10/2024), mengumumkan bahwa 26 penduduk Palestina meninggal dunia setelah Israel membom sebuah sekolah yang menampung pengungsi Palestina di sebelah barat kota Deir al-Balah di tengah Jalur Gaza.
“Tentara penjajah melakukan pembantaian yang mengerikan dengan mengebom Sekolah Rufaydah yang diperuntukkan bagi para pengungsi di Deir Al-Balah, yang membunuh 26 orang dan lebih dari 92 orang terluka, di mana mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan,” kata Kantor media pemerintah Palestina.
Kantor media pemerintah Palestina menekankan bahwa sekolah yang dibom Israel tersebut menampung ribuan anak-anak dan perempuan pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah akibat tempat tinggal mereka hancur dibom Israel dan terus berlanjutnya genosida.
“Pembantaian ini menjadikan jumlah pusat penampungan dan pengungsian yang dibom Israel menjadi 190 pusat pengungsian dan penampungan. Kejahatan baru ini terjadi bersamaan dengan kondisi kesehatan yang kritis di Provinsi Pusat, yang saat ini dihuni oleh lebih dari satu juta orang,” kata Kantor media pemerintah Palestina.
Kantor media pemerintah Palestinamenyerukan semua negara di dunia untuk mengutuk kejahatan yang sedang berlangsung terhadap pengungsi, terhadap warga sipil, dan terhadap anak-anak dan perempuan. Palestina dan menganggap Israel dan pemerintah Amerika bertanggung jawab penuh atas berlanjutnya kejahatan genosida dan pembantaian terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (07/10), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 41.909 orang dan 97.303 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
Kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 743 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.
Sementara itu, Israel sejak 8 Oktober 2023melakukan juga melakukan pembantaian di Lebanon dengan membunuh 2.083 penduduk Lebanon dan melukai lebih dari 9.869 orang lainnya.
(T.FJ/S: RT Arabic)