Israel Tingkatkan Kejahatan Genosida di Utara Jalur Gaza dengan Bombardir Tempat Pengungsian

Kondisi Kamp Pengungsi Jabalia, Jalur Gaza, pada saat ini sangat mengerikan. Kamp Jabalia saat ini dikelilingi oleh pesawat tak berawak quadcopter yang menembaki para pengungsi, jet tempur terbang di atas tenda-tenda pengungsi, bom terus dijatuhkan, dan tank-tank terus melakukan penembakan altileri. Orang-orang dibunuh Israel di berbagai tempat.

BY 4adminEdited Sun,13 Oct 2024,07:21 PM

Gaza, SPNA - Kantor Penerangan Pemerintah Palestina di Gaza, pada Minggu (13/10/2024),  membenarkan bahwa tentara Israel meningkatkan praktik kejahatan genosida di wilayah utara Jalur Gaza, termasuk kamp Jabalia, dengan melakukan pembantaian dan pembunuhan berencana dengan membombardir kamp pengungsian.

“Tentara pendudukan mencegah kru ambulans dan pertahanan sipil untuk menyelamatkan lebih dari 75 martir dari 285 orang yang meninggal dalam serangan darat (baru-baru ini). Tentara penjajah Israel melakukan pembantaian terhadap kemanusiaan dan melakukan pembunuhan berencana dengan mengebom pusat pengungsian dan tempat penampungan, serta melakukan beberapa pembantaian mengerikan terhadap penduduk sipil dengan sengaja mengebom perkumpulan anak-anak dan Perempuan,” kata Kantor Penerangan Pemerintah Palestina di Gaza.

Kantor Penerangan Pemerintah Palestina di Gaza juga menyebutkan bahwa tentara Israel mencoba untuk sepenuhnya menghilangkan sistem kesehatan di utara Gaza dengan menghentikan layanan sistem semua rumah sakit dan menembaki awak medis secara langsung.

“Provinsi Gaza Utara sudah menjadi wilayah kehancuran dan pembunuhan, ini adalah sebagai bagian dari mencapai rencananya (Israel) untuk menggusur rakyat Palestina,” kata Kantor Penerangan Pemerintah Palestina di Gaza.

Kantor Penerangan Pemerintah Palestina di Gaza menyebut bahwa kejahatan Israel yang dilakukan di Jabalia dan wilayah utara Jalur Gaza adalah kejahatan genosida dan kejahatan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.

Kantor Penerangan Pemerintah Palestina di Gaza menyatakan bahwa komunitas internasional diharuskan menghentikan lelucon kemanusiaan ini. Palestina menganggap Israel dan pemerintah Amerika bertanggung jawab penuh atas terus berlanjutnya kejahatan genosida dan kejahatan Israel yang terus menargetkan dan membunuh penduduk sipil di Jabalia dan utara Jalur Gaza, terutama pembunuhan anak-anak dan perempuan.

Selama tujuh hari berturut-turut, tentara Israel melancarkan serangan darat dan melakukan blokade total di utara Jalur Gaza, yang terkonsentrasi di wilayah Beit Hanoun dan Beit Lahia serta kamp Jabalia, dalam upaya untuk mengosongkan wilayah yang penuh dengan para pengungsi tersebut.

Pada pagi hari tanggal 6 Oktober, tentara Israel mengumumkan pelaksanaan operasi militer darat di Jabalia dengan dalih mencegah gerakan Hamas meraih kembali kekuasaannya di wilayah tersebut.

Kondisi Kamp Pengungsi Jabalia, Jalur Gaza, pada saat ini sangat mengerikan. Kamp Jabalia saat ini dikelilingi oleh pesawat tak berawak quadcopter yang menembaki para pengungsi, jet tempur terbang di atas tenda-tenda pengungsi, bom terus dijatuhkan, dan tank-tank terus melakukan penembakan altileri. Orang-orang meninggal di berbagai tempat.

Kota kecil dan kamp pengungsi seluas 1,4 km persegi itu sedang dilenyapkan. Bangunan dan berbagai infrastruktur sudah hancur total. Israel telah banyak menargetkan Jabalia dalam dua minggu terakhir dengan tujuan memusnahkannya.

Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Kamis (10/10), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 42.065 orang dan 97.886 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.

Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

Kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 749 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.

Sementara itu, Israel sejak 8 Oktober 2023 melakukan juga melakukan pembantaian di Lebanon dengan membunuh 2.141 penduduk Lebanon dan melukai lebih dari 10.096 orang lainnya.

(T.FJ/S: RT Arabic, Mondoweiss)

leave a reply
Posting terakhir

Laporan: Israel Ubah Tempat Pengungsian di Sekolah PBB Jadi Pusat Eksekusi Kejahatan

Setelah menjadikan sekolah sebagai barak militer, Israel melanjutkan kejahatan keempat terhadap sekolah tempat-tempat penampungan pengungsi yaitu menghancurkan gedung sekolah tersebut. Israel dengan sengaja menanam bahan peledak dan menghancurkan total gedung tersebut, seperti ketika Israel menghancurkan sebuah sekolah pada tanggal 12 Desember di dekat Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, utara Jalur Gaza.