Jalur Gaza, SPNA - Serangan udara Israel kembali mengguncang Gaza, kali ini menghantam tenda-tenda pengungsi Palestina di dalam kompleks Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Senin dini hari, (14/10/2024).
Serangan keji ini merenggut nyawa setidaknya empat orang dan melukai lebih dari 70 lainnya, banyak di antaranya dalam kondisi kritis. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah mengingat situasi darurat di lapangan yang masih kacau.
Serangan mematikan ini menghantam tenda-tenda pengungsi yang dipenuhi warga sipil yang telah kehilangan tempat tinggal akibat invasi Israel selama lebih dari satu tahun. Video yang beredar menunjukkan suasana mengerikan saat para penyelamat berjuang mati-matian untuk memadamkan kobaran api besar yang melalap tubuh warga Palestina yang berlindung di tenda-tenda tersebut.
Ahmad Radi, salah satu korban yang selamat menggambarkan kengerian yang terjadi saat IDF melancarkan serangan berdarah. “Kami terbangun oleh asap, api, dan ledakan-ledakan yang mengerikan. Serpihan-serpihan bom terbakar jatuh dari segala arah. Kami ketakutan di dalam tenda, tidak tahu harus lari ke mana,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Radi menambahkan, tim pemadam kebakaran tak sanggup menembus besarnya kobaran api untuk menyelamatkan lebih banyak orang. “Tubuh yang hangus ada di mana-mana. Malam itu adalah salah satu malam paling brutal dan keji yang pernah kami saksikan.”
Serangan ini bukan yang pertama kali menargetkan rumah sakit. Kantor Media Gaza mengonfirmasi bahwa ini adalah serangan ketujuh terhadap kompleks Rumah Sakit Al-Aqsa oleh Israel tahun ini saja. Para korban terus bertambah, termasuk mereka yang terpaksa berlindung di tenda-tenda setelah rumah mereka dihancurkan oleh serangan sebelumnya.
Klaim Tanpa Bukti, Israel Serang Rumah Sakit
Militer Israel, melalui juru bicara Avichay Adraee, mengklaim bahwa serangan udara tersebut menargetkan apa yang mereka sebut sebagai “pusat komando dan kontrol” Hamas di dalam kompleks rumah sakit. Namun, klaim ini dilontarkan tanpa bukti, sementara kenyataan di lapangan menunjukkan warga sipil yang tak bersalah menjadi korban.
Serangan ini menambah daftar panjang serangan Israel terhadap fasilitas medis di Gaza yang sudah berada di ambang kehancuran total. Laporan PBB pekan lalu menuduh Israel secara sistematis menghancurkan sistem kesehatan Gaza, membuat ribuan korban yang terluka tak bisa mendapatkan perawatan layak.
Tidak hanya serangan di rumah sakit, Minggu malam sebelumnya, tank-tank Israel menembaki sekolah yang digunakan sebagai tempat perlindungan pengungsi di Nuseirat, menewaskan 22 orang dan melukai 80 lainnya. Israel terus melanjutkan genosida di Gaza, dengan lebih dari 42.200 orang tewas, mayoritas wanita dan anak-anak, pasca operasi lintas batas Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Hampir 90 persen populasi Gaza, yang berjumlah 2,3 juta orang, telah kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi berkali-kali akibat invasi brutal Israel. Di kamp pengungsi Jabalia, pasukan Israel terus mengepung wilayah tersebut, mengklaim Hamas sedang berusaha berkumpul kembali di sana.
Meski Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata, Israel dengan arogan terus melancarkan serangan mematikan, menghancurkan Gaza dan meninggalkan luka yang semakin dalam bagi rakyat Palestina.
(T.RS/S:Al Jazeera)