Gaza, SPNA - Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada Senin (14/10/2024), mengumumkan bahwa tentara Israel membom sebuah sekolah milik UNRWA yang menampung sejumlah besar pengungsi di kamp Nuseirat, Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, UNRWA menyatakan bahwa sekolah yang menjadi sasaran tersebut akan digunakan sebagai tempat vaksinasi polio. Namun, akibat serangan tersebut, program vaksinasi terpaksa dibatalkan karena kerusakan parah yang dialami sekolah.
UNRWA juga melaporkan bahwa serangan udara Israel menyebabkan tenda-tenda pengungsi terbakar ketika mereka sedang tertidur, membuat mereka mengalami malam yang penuh teror. Sejumlah korban jiwa terbakar dalam keadaan hidup-hidup, dengan mengerikan.
Laporan UNRWA menyebutkan lebih dari 20 penduduk Palestina meninggal dalam serangan mengerikan ini.
Sumber medis melaporkan, bahwa sejumlah besar pengungsi Palestina yang meninggal dunia dan mengalami luka-luka di dalam Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha setelah tenda-tenda mereka menjadi sasaran serangan tentara Israel.
Kantor Media Pemerintah Palestina di Jalur Gaza menyerukan komunitas internasional, organisasi-organisasi internasional, dan PBB untuk menekan Israel agar menghentikan pembantaian yang terus-menerus terjadi. Kejahatan yang disebut-sebut sebagai bagian dari kejahatan genosida dan pembersihan etnis terhadap penduduk sipil dan pengungsi di Jalur Gaza.
Pembantaian ini terjadi saat pasukan Israel mulai melaksanakan rencana baru untuk memindahkan penduduk Palestina di utara Jalur Gaza ke wilayah selatan dan setelah Israel membagikan perintah evakuasi mendesak ke semua wilayah dan distrik di utara Gaza.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel terus melanjutkan genosida penduduk Palestina di Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (14/10), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 42.289 orang dan 98.684 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
Kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 749 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.
Sementara itu, Israel sejak 8 Oktober 2023 melakukan juga melakukan pembantaian di Lebanon dengan membunuh 2.141 penduduk Lebanon dan melukai lebih dari 10.096 orang lainnya.
(T.FJ/S: RT Arabic)