Gaza, SPNA - Palang Merah Palestina, pada Senin (14/10/2024), mengumumkan bahwa 70 persen fasilitas air dan sanitasi di Jalur Gaza rusak atau hancur total akibat pengeboman Israel yang terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan melalui akun Facebook, Palang Merah Palestina menyerukan kepada seluruh dunia untuk segera bertindak demi menghentikan serangan Israel yang menghancurkan rumah-rumah penduduk sipil dan infrastruktur di Jalur Gaza, sehingga membuatnya tidak layak huni.
Pernyataan Palang Merah Palestina menegaskan pentingnya untuk menghentikan kejahatan Israel terhadap penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza yang melanggar hukum humaniter internasional dan semua norma internasional.
Sejak 7 Oktober 2023, pasukan Israel telah melancarkan serangan udara dan artileri di berbagai wilayah di Jalur Gaza, dari utara hingga selatan, dengan target area permukiman, masjid, sekolah, dan tenda yang menampung pengungsi, dengan dalih menargetkan pejuang Palestina, yang menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa, di mana sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Pada awal Agustus lalu, PBB melaporkan berdasarkan pemantauan citra satelit, bahwa sekitar dua pertiga bangunan di Jalur Gaza telah rusak atau hancur sejak dimulainya perang Israel pada 7 Oktober 2023.
Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional. Penduduk Palestina di Jalur Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan dan Kesehatan yang memprihatinkan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Senin (14/10), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi sekitar 42.289 orang dan 98.684 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan. Lebih 10.000 orang dinyatakan hilang, di tengah kerusakan besar-besaran pada bidang kesehatan dan infrastruktur, serta krisis kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak-anak.
Berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, sekitar 90 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
Kekejaman Israel juga meningkat di Tepi Barat termasuk Yerusalem timur, di mana 749 penduduk Palestina dibunuh Israel, termasuk 146 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Lebih 5.600 penduduk Palestina terluka akibat kekerasan dan kejahatan tentara dan pemukim ilegal Israel.
Sementara itu, Israel sejak 8 Oktober 2023 melakukan juga melakukan pembantaian di Lebanon dengan membunuh 2.141 penduduk Lebanon dan melukai lebih dari 10.096 orang lainnya.
(T.FJ/S: RT Arabic)