Jumlah pasien penderita ISPA meningkat dan Krisis Obat-Obatan di

BY Mahmoud Abu ShariaEdited Mon,25 Jan 2016,11:28 AM

Gaza- Suarapalestina:Bantuan Kemanusiaan Obat-obatan yang diberikan oleh rakyat Indonesia bagi masyarakat Palestina bertepatan dengan krisis obatan-obatan dan kian meningkat jumlah penderita penyakit musiman yaitu ISPA atau yang dikenal dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut di Jalur Gaza Palestina.

Salah satu penyebab akibat krisis kemanusiaan khususnya krisis obat-obatan yang masih melanda wilayah Jalur Gaza adalah Blokade Israel atas Gaza yang sudah berlangsung sejak tahjun 2007 hingga saat ini, dengan demikian wilayah Jalur Gaza masih terisolasi berbagai tatanan kehidupan.

Bertepatan dengan musim pendingin yang sedang dilanda wilayah Palestina, khususnya wilayah Gaza menjadi sebuah cobaan dan kesulitan berat yang harus dijalani karena hal ini bertepatan dengan krisis yang sedang mereka alami, bayangkan hingga kini tidak kurang dari 10 ribu kepala Keluarga (KK) di Gaza harus berlindung dari musim dingin yang ekstrim mencapai dibawah 5 Derajat Celsius, bahkan puncak musim dingin dipertengahan bulan Februari tahun 2016 bisa mencapai dibawah O Derajat Celscius. Musim ekstrim ini tentu berpengaruh pada kesehatan setiap warga Gaza khususnya bagi anak-anak dan hingga kini hampir setiap hari puluhan bahkan ratusan anak-anak menderita penyakit ISPA seperti Flu, Demam, Batuk serta infeksi lainnya, ya ini penyakit musiman yang dialami oleh anak-anak Gaza khusus pada musim pendingin, Kata Bang Onim yang berapa hari lalu sempat mengunjungi Rumah Sakit Naser(RS.Khusus Anak) di bilangan Gaza City.

Blokade atau pengepungan atas wilayah Gaza yang diberlakukan oleh penjajah Yahudi telah mengakibatkan krisis sulit yang harus diterima oleh warga sipil Gaza, khususnya oleh pihak Kementrian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, hal ini berkaitan dengan stok atau pasokan obat-obatan ke wilayah Gaza, satu-satunya alternatif baik bagi pihak MENKES Gaza maupun seluruh pusat Pelayanan Kesehatan di Gaza salah satunya adalah Pusat Pelayanan Kesehatan Jabalia Gaza Utara Palestina, yaitu hanya melalui pintu poerbatasan antara Gaza dan Israel baik pasokan obat-obatan maupun pasokan bahan makanan, karena pintu perbatasan antara Gaza dan Mesir masih ditutup.

Kondisi yang dialami oleh pihak Pusat Pelayanan Keshatan Jabalia, sejak 1 bulan lalu pusat Pelayanan Jabalia Gaza Utara mengalami krisis obat-obatan dan sempat mengalami kebingungan dari pihak manajemen pusat pelayanan kesehatan Jabalia.

Info krisis obat-obatan ini saya share ke teman-teman di Indonesia dan Alhamdulillah banyak yang peduli dan memberikan donasi berupa uang tunai, dana tsb Abdillah Onim(Bang Onim) belanjakan obat-obatan yang di butuhkan khususnya bertepatan dengan musim pendingin, seperti Syrup bagi anak-anak, antibiotik, cairan injeksi, obat untuk ibu hamil serta bagi. Para tim medis bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada para dermawan di Indonesia, lebih dari 100 dus berbagai jenis obat-obatan yang kami terima hadiah dari rakyat Indonesia, khususnya kaum Muslimin di Indonesia insya Allah Obat-obatan ini dapat kami gunakan dan mengaktifkan Pusat Pelayananb Kesehatan Jabalia Gaza Utara selama 1 bulan.

Bantuan obat-obatan amanah dari rakyat Indonesia untuk warga Gaza, sudah bang Onim serahkan kepada pihak Pusat Pelayanan Kesehatan Jabalia Gaza Utara, dan pusat pelayanan ini memberlakukan bagi para pasien yaitu Subsidi silang, keluarga yang mampu kena tarif dengan harga obat yang murah dan terjangkau, sedangkan bagi kelaurga fakir dan anak yatim di Gratiskan baik cek up maupun obat-obatannya.

insya Allah kami tetap rutin galang dana untuk bantuan kemanusiaan seperti Proyek Taman Kanak-Kanak(TK Hati Indonesia), Bantuan Obat-obatan dan bantuan pendidikan lainnya bagi warga Gaza Palestina, Ungkap Abdillah Onim WNI dan Journalist Freelance asal Indonesia yang hingga kini masi menetap di Gaza//SP News Agency

leave a reply
Posting terakhir

Gaza Alami Krisis Obat untuk Pasien Kanker

Setidaknya 50 hingga 60 persen pasien kanker di Gaza memerlukan perawatan mendesak di luar daerah kantong yang terkepung tersebut, termasuk radioterapi, kemoterapi dan pemindaian atom, yang tidak dapat dilakukan di Gaza.