Lieberman: Jika Hamas bersedia damai, kelak Jalur Gaza ...

BY Mahmoud Abu ShariaEdited Tue,25 Oct 2016,09:06 AM

Lieberman: Jika Hamas bersedia damai, kelak Jalur Gaza bisa menjadi kota maju seperti Singapura

Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman kembali menegaskan  bahwa Israel tidak berniat untuk memulai perang dengan Jalur Gaza Palestina. 

Dalam wawancara khusus dengan surat kabar “Al-Quds,”Senin (24/10), Liberman mendorong penduduk Jalur Gaza untuk menekan “kelompok bersenjata” seperti  Hamas dan Jihad Islamiy. 

“Menurut saya, sudah saatnya masyarakat di Jalur Gaza menghimbau kepada para pemimpinnya untuk merubah strategi perpolitikan mereka,”imbau Lieberman. 

Lieberman menambahkan, Israel sangat berbeda dengan Iran yang berambisi untuk melenyapkan negara Israel. Karena itu, lanjut Lieberman, tidak ada niat untuk memerangi  Jalur Gaza, Tepi Barat, Lebanon dan juga Suria. 

Bernada mengancam, Lieberman berucap,”Jika kelompok bersenjata di Jalur Gaza tetap ingin berperang dengan Israel, maka perang yang akan datang itu adalah perang yang terakhir. Israel akan menghabisi semuanya.”

Saat ini Jalur Gaza adalah satu-satunya wilayah Palestina yang belum bisa dikuasai Israel. Di sana sejumlah kelompok perlawanan bersenjata seperti Hamas dan Jihad Islamy, masih aktif dan siap memperjuangkan kemerdekaan Palestina. 

Lieberman opitimis, jika Hamas dan kelompok bersenjata lainnya bersedia damai, maka kedepan Jalur Gaza bisa menjadi negara maju. Israel bersedia untuk berinvestasi di Jalur Gaza dalam rangka membangun infrastruktur seperti pelabuhan laut, bandar udara, dan kawasan industri. 

“Kelak kita bisa menyaksikan Jalur Gaza bisa seperti Singapura,”kata Lieberman. 

Ia juga menyampaikan kritik tajamnya kepada Presiden Palestina, Mahmod Abbas, dan memprediksi bahwa partai politik yang dipimpinnya akan kalah dalam pemilu mendatang.

Lieberman yang kini memimpin partai politik sayap kanan “Israel Beitna” terkenal dengan sikap politiknya yang mendukung terwujudnya dua negara, Palestina dan Israel. 

Wawancara Lieberman dengan “Al-Quds” tergolong yang pertama kali dengan media massa Palestina. 

Banyak kalangan yang mengkritik langkah “Al-Quds” yang mewawancarai Lieberman. Bahkan sejumlah aktivis menyeru untuk memboikot surat kabar yang memiliki oplah terbesar di Palestina itu. 

Komite Nasional Palestina yang khusus bergerak dalam aksi boikot Israel, menilai bahwa surat kabar “Al-Quds” mencoba untuk melakukan normalisasi hubungan dengan petinggi Israel yang merupakan aktor dibalik kejahatan perang selama ini. Komite ini menolak menyebut upaya itu sebagai bagian dari kebebasan pers. 

Menanggapi  pernyataan Lieberman  kali ini, Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) Palestina menegaskan bahwa Lieberman tidak jauh berbeda dengan para petinggi Israel  lainnya yang sudah terbiasa berdusta di media massa. Kemenlu Palestina menilai bahwa sudah banyak pernyataan kontroversial Lieberman yang bertentangan dengan perjanjian dan hukum internasional.

leave a reply
Posting terakhir