Polisi Israel serang jurnalis dan tangkap 8 warga Palestina saat pemakaman di Jaffa

Al-Quds, SPNA – Polisi Israel serang jurnalis dan menahan delapan warga Palestina, enam diantaranya anak dibawah umur, ketika ratusan orang berpartisipasi dalam acara pemakaman Mahdi al-Saadi (22), Sabtu malam (29/07/2017), di kota Jaffa. Mahdi al-Saadi adalah pemuda Palestina yang ditembak oleh polisi Israel pada Sabtu dini hari.

BY Edited Mon,31 Jul 2017,12:41 PM
4.jpg

Ma’an News - Gaza City

Al-Quds, SPNA – Polisi Israel serang jurnalis dan menahan delapan warga Palestina, enam diantaranya anak dibawah umur, ketika ratusan orang berpartisipasi dalam acara pemakaman Mahdi al-Saadi (22), Sabtu malam (29/07/2017), di kota Jaffa. Mahdi al-Saadi adalah pemuda Palestina yang ditembak oleh polisi Israel pada Sabtu dini hari.

Para pelayat mengutuk kejadian tersebut dengan menyebutnya sebagai pembunuhan yang tidak dapat dibenarkan. Menurut kepolisian Israel, Mahdi al-Saadi ditembak karena diduga terlibat dalam penembakan yang bermotif kriminal. Namun, warga setempat berpendapat bahwa saat insiden penembakan terjadi pada al-Saaidi, ia tidak dalam situasi melakukan tindakan yang mengancam polisi Israel.

Insiden tersebut memicu protes di jalan raya kota Jaffa. Para demonstran memprotes kebrutalan polisi Israel dan tindakan rasis yang kerap mereka lakukan. Suasana penuh ketegangan dan kemarahan terjadi di kota saat para pelayat mengantarkan jenazah al-Saaidi menuju pemakaman.

Para pelayat berbaris dari rumah al-Saadi menuju masjid setempat dan berakhir di pemakaman kota tersebut. Sementara itu, polisi Israel menutup beberapa jalan dan mengerahkan kendaraan berat di daerah itu.

Situs berita Israel Ynet bahwa selama prosesi pemakaman, fotografer Channel 2 News Israel, Gilad Shalmor dan fotografer Gal Zeitman dipukuli dan peralatan mereka dihancurkan oleh polisi Israel saat mereka berusaha melakukan peliputan.

Jurubicara polisi Israel, Luba al-Samri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setelah pemakaman tersebut, sekelompok pemuda berkumpul di lokasi yang berbeda di kota itu. Mereka memasang mobil dan tong sampah yang menutupi sejumlah ruas jalan.

Pernyataan yang dirilis sekitar pukul 02:00 waktu setempat mengatakan bahwa polisi Israel menutup jalan Yefet, lokasi penembakan Al-Saadi dan bentrokan berikutnya terjadi.

Al-Samri mengatakan bahwa delapan orang ditangkap, termasuk enam anak usia dibawah umur, karena dicurigai terlibat dalam bentrokan tersebut. Sementara satu orang lainnya dibebaskan dengan jaminan.

Dia menambahkan bahwa pihak berwenang Israel terus melakukan koordinasi dan meminta kepemimpinan lokal "untuk bertanggung jawab dan memberikan ketenangan sampai keadaan kembali normal."

Juru bicara kepolisian menambahkan bahwa polisi Israel berjanji untuk "berurusan dengan siapa saja yang melanggar hukum dan mengganggu ketertiban umum."

Menurut Ynet, penyelidikan pembunuhan al-Saadi dialihkan ke departemen investigasi internal polisi di kementerian kehakiman Israel, dan perintah pemberhentian penyelidikan diberlakukan dalam kasus ini.

Pengacara yang mewakili keluarga al-Saadi mengatakan, "Tidak ada alasan untuk melepaskan tembakan (pada tersangka) karena dia tidak menimbulkan bahaya bagi petugas. Menurut pendapat saya, ini adalah sebuah penembakan yang salah dan tidak perlu, yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia tanpa alasan. "

Pengacara Amir Badran, anggota dewan kota Tel Aviv-Jaffa, mengatakan, "polisi mulai memperlakukan minoritas Arab sebagai musuh dan menembak mereka dengan niat untuk membunuh."

Polisi Israel mendapat kritikan keras atas apa yang oleh kelompok hak asasi disebut sebagai "eksekusi di luar hukum" dan penggunaan kekerasan yang berlebihan terhadap orang-orang Palestina yang tidak menimbulkan ancaman langsung.

Sementara itu, penembakan fatal oleh pasukan Israel di Palestina, lebih sering terjadi di wilayah Palestina yang diduduki. Warga Palestina Israel mengatakan bahwa mereka secara rutin menghadapi perlakuan deskriminatif oleh polisi.

Daerah-daerah yang mayoritas dihuni oleh orang-orang Palestina di Israel juga telah melihat peningkatan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir. Anggota Daftar Gabungan Arab di parlemen Israel meminta pihak berwenang untuk menindak senjata ilegal di komunitas Palestina. Perlakuan ini tidak proporsional dibandingkan dengan lingkungan yang mayoritas dihuni oleh orang Yahudi.

Juni lalu, setelah seorang warga Palestina Israel ditembak mati oleh seorang satpam Israel saat terjadi bentrokan di kota Kafr Qasim, anggota Knesset Ayman Odeh menuduh polisi Israel memperlakukan orang-orang Palestina sebagai musuh, bukan warga negara yang seharusnya dilindungi.

Dia mengatakan bahwa warga Palestina "tidak lagi mentolerir kenyataan yang telah rusak ini, di mana darah mereka ditumpahkan sia-sia," kata Odeh. "Alih-alih menjaga ketertiban dan keamanan di kota-kota Arab, mereka (polisi) malah menembaki warga."

Rentetan tindakan kekerasan polisi Israel terhadap warga Palestina ini hanya akan mengakibatkan meningkatnya ketegangan.

 

Penerjemah: Ratna

leave a reply
Posting terakhir