Jalur Gaza, SPNA - Seorang kolomnis Israel Boaz Shapira dalam artikelnya yang diterbitkan News One, Senin (31/07/2017), menyampaikan keluhannya terhadap sikap pemerintah Israel yang mencabut kembali logam detektor dari gerbang al-Aqsa.
Shapira mengatakan, ''Krisis di Jerusalem berakhir dengan kekalahan Israel yang rela berlutut didepan Badan Wakaf Islam. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Israel sangat lemah dan tidak mendukung hak bangsa Yahudi terhadap situs suci, '' seperti dikuti dari Al-Jazera.
Ia menambakan bahwa jutaan rakyat Yahudi di seluruh dunia merasa terhina dengan penghapusan logam detektor pekan lalu.
''Pemerintah Israel berhasil ditakut-takuti oleh orang Arab dan media-media yang bekerjasama dengan kelompok anti semit. Badan Keamanan Shin Bet bahkan menyampaikan ramalan palsu bahwa pemasangan logam detektor di al-Aqsa akan memicu meletusnya intifada di Palestina namun pemerintah Israel percaya dengan hal ini,'' keluhnya.
Ia menambahkan bahwa media-media yang memusuhi Israel berhasil menanamkan kekhawatiran dan putusa asa dalam diri warga Israel. Hingga saat ini mereka dicerca oleh musuh terutama oleh Presiden Turki Recep Tayyeb Erdogan dan para pendukung mereka.
Sebelumnya warga Palestina dari berbagai kalangan melakukan demonstrasi didepan gerbang al-Asbath dan Yerusalem lama yang diduduki untuk menolak pemasangan logam detektor oleh Israel.
Seminggu kemudian, akhirnya pihak Israel Selasa lalu (25/7/2017) membongkar kembali logam detektor tersebut serta mengizinkan warga Palestina untuk masuk ke al-Aqsa tanpa syarat dimana kebijakan ini mendapat respon keras dari sejumlah aktivis Yahudi.
Penerjemah: Rizky Syahputra
