Trump kembali utus Jared Kushner dalam perundingan damai Israel-Palestina

Meskipun tanggal perundingan perdamaian belum dipastikan, pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa para utusan akan "berfokus pada jalan menuju perundingan perdamaian Israel-Palestina yang substantif,

BY Ihsan ZainuddinEdited Sat,12 Aug 2017,06:37 AM
Bustle

Bustle - Washington DC

Washington DC, SPNA - Seorang pejabat senior Gedung Putih, Jum’at (11/08/2017), mengumumkan bahwa Donald Trump akan mengirim Jared Kushner ke Timur Tengah guna memulai kembali perundingan damai Israel-Palestina. Kushner - yang merupakan penasihat senior Gedung Putih - akan bergabung di Timur Tengah bersama dua utusan utama lainnya: Utusan Timur Tengah Jason Greenblatt dan Wakil Penasihat Keamanan Nasional Dina Powell.

Meskipun tanggal perundingan perdamaian belum dipastikan, pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa para utusan akan "berfokus pada jalan menuju perundingan perdamaian Israel-Palestina yang substantif, memerangi ekstremisme, situasi di Gaza, termasuk menemukan solusi guna meringankan krisis kemanusiaan di sana." Kushner, Greenblatt, dan Powell dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin dari Otoritas Palestina, Israel, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Ini bukanlah kali pertama Trump mengirim menantunya ke Timur Tengah. Kushner dan Greenblatt melakukan perjalanan serupa pada bulan Juni lalu untuk bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina. Namun upaya tersebut belum banyak menuai kemajuan.

Dilaporkan bahwa, pertemuan bulan Juni lalu justru melahirkan ketegangan antara Kushner dan pemimpin Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, setelah Kushner menginformasikan kepada Abbas mengenai tuntutan Israel, bahwa Otoritas Palestina (PA) harus menghentikan pembayarannya kepada para tahanan Palestina dan keluarga mereka. Menurut The Telegraph, PA memberikan tunjangan bulanan kepada warga Palestina korban pembunuhan Israel atau yang ditawan di penjara-penjara Israel.

Pembahasan mengenai kebijakan pembayaran PA terhadap para tahanan bukanlah pertama kalinya dibahas. Pada awal tahun ini, Sekretaris Negara Rex Tillerson melakukan perjalanan ke wilayah tersebut, dan secara keliru menyatakan kepada Kongres bahwa PA tidak akan lagi memberikan pembayaran kepada keluarga tahanan Palestina. Beberapa jam berikutnya, baik pejabat Israel maupun Palestina, membantah pernyataan Tillerson tersebut.

Pasca kunjungan Kushner pada bulan Juni lalu, tidak jelas apakah Trump akan terus menjadi perantara pembicaraan damai Israel-Palestina. Dalam pernyataan pada hari Jum’at, pejabat senior Gedung Putih tersebut berusaha menghilangkan spekulasi mengenai upaya yang ditempuh oleh pemerintahan Trump untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina:

“Untuk sementara waktu, perundingan regional akan memainkan peran penting. Presiden menegaskan kembali bahwa perdamaian antara Israel dan Palestina hanya dapat dinegosiasikan secara langsung antara kedua belah pihak dan bahwa Amerika Serikat akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai kemajuan menuju tujuan tersebut. Presiden Trump sebelumnya telah mencatat bahwa mencapai kesepakatan damai Israel-Palestina yang bertahan lama akan sulit, namum dia tetap optimis bahwa perdamaian itu mungkin dilakukan. Untuk meningkatkan peluang perdamaian, semua pihak perlu terlibat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perdamaian sembari memberi kesempatan kepada para juru runding dan fasilitator untuk menemukan waktu dan tempat yang tepat guna tercapainya kesepakatan tersebut.” (T.RA/S: Bustle)

 

 

 

 

leave a reply
Posting terakhir