Surat terakhir Zahran, remaja korban tembak pasukan Israel di Zaatara

Bethlehem, SPNA – Polisi perbatasan menembak mati seorang remaja Palestina di pos pemerikasaan militer Zaatara, utara Tepi Barat, Sabtu (19/08/2017).

BY 4adminEdited Mon,21 Aug 2017,10:25 AM
1.jpg

Ma’an News - Gaza City

Bethlehem, SPNA – Polisi perbatasan menembak mati seorang remaja Palestina di pos pemerikasaan militer Zaatara, utara Tepi Barat, Sabtu (19/08/2017). Otoritas Israel menuding, remaja tersebut hendak menyerang tentara Israel dengan menggunakan pisau.

Sementara itu, laporan awal menunjukkan bahwa seorang tentara Israel terluka setelah ditikam oleh seorang warga Palestina. Namun kemudian diketahui bahwa petugas tersebut terluka akibat tembakan dari anggota pasukan yang lain.

Layanan medis darurat Israel, Magen David Adom (MDA), melaporkan bahwa MDA dan tentara Israel telah melakukan perawatan terhadap tentara Israel, seorang pria berusia 18 tahun, yang mengalami luka ringan.

Al-Samri, juru bicara kepolisian Israel, mengatakan bahwa tersangka, seorang remaja Palestina berusia 17 tahun, berusaha mendekati pasukan penjaga perbatasan di pos pemeriksaan di wilayah Nablus,”dan saat mereka melihat remaja tersebut membawa tas di tangannya, pasukan langsung melakukan prosedur penangkapan.”

Pemuda itu kemudian mengayunkan sebuah pisau, “dan mulai melakukan perlawanan kepada petugas sebelum akhirnya petugas yang lain menembak dan mengamankannya. Ia kemudian diumumkan wafat di tempat kejadian.” Tidak lama setelah itu, Al-Samri mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa warga Palestina tersebut masih hidup dan berada dalam kondisi ktiris. Beberapa menit kemudian, sebuah pernyataan lebih lanjut mengatakan bahwa pemuda tersebut telah wafat dengan luka yang sangat parah.

Juru bicara kepolisian Israel juga memberikan foto pisau yang diduga ditemukan di pada pemuda tersebut. Pemuda itu diidentifikasi sebagai Qutayba Ziad Zahran, dari desa Illar, distrik Tulkarem.

“Seorang polisi perbatasan dilarikan ke rumah sakit akibat terkena pecahan peluru di kaki,” kata al-Samri, yang kemungkinan mengacu pada tembakan yang dilakukan oleh anggota pasukan yang lain.

Kepada Ma’an News, seorang saksi mata mengatakan bahwa dalam jumlah besar pasuka Israel tiba di tempat kejadian dan menutup jalan dari kedua arah dan juga pos pemerikasaan Zaatara

Tidak lama setelah kematian Zahran diumumkan, sebuah postingan di laman Facebook remaja tersebut beredar, yang diyakini ditulisnya pada hari Sabtu pagi, bebrapa jam sebelum kematiannya. Tulisan yang mengungkapkan keinginan remaja 17 tahun itu untuk syahid dengan melakukan aksi penikaman kepada pasukan Israel.

Ia juga membagikan sebuah foto prosesi pemakan seorang syuhada, sembari menuliskan kalimat, “Betapa saya ingin menjalani prosesi pemakan seperti itu.”

Setelah itu, ia mengutip ayat Al-Qur’an mengenai perjuangan di jalan Allah dan mneulis:

Kepada keluargaku tercinta...saya punya berita baik untuk kalian.

Kepada Ayah tercinta, maafkan aku.

Di sini aku menuliskan sebuah keinginan untuk bisa wafat dalam keadaan syahid di jalan Allah, dipersenjatai dengan kebulatan tekad sebagai seorang mujahid. Aku telah meninggalkan dunia fana ini, bergegas menuju kehidupan abadi di surga, di mana aku bisa bertemu dengan Nabi pilihan Allah, Allahumma shalli ala Muhammad, bersama para nabi, sahabat dan orang-orang shaleh.

Kelaurgaku, kalian perlu tahu, bahwa kepergianku bukanlah karena aku telah muak dengan kalian, atau perlakuan buruk kalian kepadaku, tapi semata-mata karena kesyahidan telah memanggilku dan aku berharap bisa menemuinya sebentar lagi.

Kepada Ibuku tercinta

Ridho Allah bergantung pada ridho ibu, dan aku tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan ridho ibu. Keinginanku tidak akan lengkap kecuali ibu sabar dan merelakanku untuk meraih pahala dari Allah sebagai seorang syuhada yang wafat di jalan-Nya. Untuk memastikan bahwa kalimat Allah adalah firman tertinggi, dan membalas atas kematian para syuhada Palestina. Jangan menangis atas kepergianku, tapi berbahagialah atas “pernikahan” putramu ini.

Saudara lelakiku tercinta, maafkan aku.

Bantulah ibu dan ayah dan bersabarlah atas kepergianku untuk meraih pahala dari Allah. Berdirilah dengan teguh dan saling mendukung. Maafkalah aku jika pernah menyakitimu. Teruslah berpegang pada tali agama Allah.

Saudara perempuanku tercinta, maafkan aku.

Jangan pernah lupa apa yang kusampaikan padamu beberapa hari lalu sebelum memenuhi seruan Allah. Tetaplah di sisi Ibu dan jadilah saudara perempuan untuk Aisha dan al-Khansaa.

Kepada semua, saya mohon maaf. Jika dalam kehidupan di dunia ini, saya gagal membantu kalian. Tapi, saya tidak akan gagal membantu kalian di Hapi Pembalasan  nanti, insya Allah. Rasulullah berjanji bahwa seorang syuhada bisa memberi syafa’at kepada 70 anggota keluarganya.

Saya berharap:

Kepada kalian keluargaku, janganlah menangis saat pemakamanku, namun berbahagialah atas kesyahidanku.

Terakhir, saya ingin mengatakan: sampai jumpa di surga, yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang takut kepada Allah.

Terakhir, saya bersyukur kepada Allah, Penguasa alam semesta.

Hiduplah syuhada,

Qutayba Ziad Zahran

Zahran adalah warga Palestina ke-54 yang dibunuh oleh Israel sejak awal tahun ini, 13 diantaranya terbunuh dalam bulan Juli, saat ketegangan meningkat di kompleks Masjid Al-Aqsa. Sejak awal tahun 2017, 13 warga Israel, dbunuh oleh warga Palestina.

Meskipun pasukan Israel mengklaim bahwa pembunuhan terhadap warga Palestina tersebut karena mereka melakukan serangan, namun kelompok hak asasi manusia –dalam sejumlah kasus- meragukan keterangan versi Israel tersebut.

Dalam dua tahun terakhir, sejumlah warga Palestina telah dibunuh karena diduga atau melakukan serangan kepada warga Israel, dan dalam bentrokan dengan pasukan Israel sejak dimulainya gelombang perlawanan pada bulan Oktober 2015. Akan tetapi, para aktivis menunjukkan fakta bahwa orang-orang Palestinalah yang justru mengalami kekerasan, yang secara rutin dilakukan oleh Israel.

Setengah abad sudah, warga Palestina terus berada dalam tekanan militer Israel, yang menjadi salah satu pemicu serangan yang dilakukan warga Palestina kepada warga Israel. (T.RA/S: Ma’an News)

leave a reply
Posting terakhir

Surat-surat musim dingin Bag. 1

Gaza - SPNA - Sudah lebih satu dekade, warga Gaza hidup dalam minimnya suplai listrik, sejak Israel menghancurkan pembangkit listrik di wilayah tersebut pada tahun 2006.