Tiga bersaudara di Khan Youniz idap penyakit langka

Gaza, SPNA - Seperti semua orang tua, Abu Khamis Ashour pun ingin melihat anak-anaknya tumbuh dan kemudian menikah. Namun,

BY 4adminEdited Wed,23 Aug 2017,12:37 PM
10.jpg

The Palestinian Information Center - Gaza Ciry

Gaza, SPNA - Seperti semua orang tua, Abu Khamis Ashour pun ingin melihat anak-anaknya tumbuh dan kemudian menikah. Namun, dengan penyakit langka yang menimpa anak-anaknya, semua mimpinya hancur, berharap roda waktu berhenti dan anak-anaknya tidak mencapai usia enam belas tahun.

Ashour (45), terlihat seperti kehilangan akal sehat, setelah penyakit langka mulai menggerogoti anak-anaknya satu demi satu. Tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali untuk berdoa agar penyeberangan Rafah bisa dibuka, sehingga ia bisa mengobati anak-anaknya di negara lain.

Khamis, Jihad dan Noor adalah tiga bersaudara yang menderita penyakit langka yang muncul setelah mencapai usia 16, di mana mereka mulai kehilangan kemampuan untuk berjalan dan sult untuk berbicara.

Situasi ini hampir membuat ayah mereka gila. Sang ayah menuturkan, "Awalnya anakku Khamis tidak menderita penyakit apa pun. Namun ketika ia berusia 16 tahun, keseimbangannya mulai hilang sehingga ia tidak dapat berjalan."

Dengan pergi ke rumah sakit, Abu Khamis berusaha keras untuk mengetahui penyakit apa gerangan yang diderita sang anak. Namun nihil. Para dokter hanya memastikan bahwa anaknya menderita kelumpuhan kronis.

Sang Ayah tidak puas dengan apa yang dokter katakan, terlebih tidak ada seorang pun di dalam keluarga mereka yang menderita penyakit serupa. Akhirnya, ia tunduk pasrah atas kehendak Allah setelah tidak bisa melakukan apapun.

Ketika anaknya yang lain, Jihad, mencapai usia enam belas tahun, ia mulai menunjukkan tanda-tanda yang sama seperti yang ditunjukkan saudaranya. Hal ini sangat mengejutkan Abu Khamis. Ia tidak percaya apa yang terjadi, dan mencoba memberikan semua jenis obat kepada anaknya, namun tidak berhasil.

Abu Khamis mencoba mengirim anak-anaknya untuk menjalani perawatan di rumah sakit di dalam Wilayah Pendudukan 1948. Namun, bersama istrinya, ia mendapat penolakan hingga sembilan kali.

Dari hari ke hari, kondisi Jihad mulai memburuk dari hari ke hari, terlebih saat ia menyaksikan apa yang dialami kakaknya, Khamis, yang dirawat di rumah sakit dan tidak dapat bergerak.

Seiring berjalannya, Abu Khamis terus berada dalam ketidakmampuan untuk menghadapi kondisi anak-anaknya. Ia pun semakin dikejutkan, kala anak perempuan, Nur , yang memasuki usia 16 tahun, mulai menderita tanda-tanda yang sama yang dialami saudaranya yang lain.

Ketika reporter Palestinian Information Center mulai berbicara dengan Noor, ia pun mulai menangis, mengingat ia akan mengalami hal apa yang dialami saudara laki-lakinya.

"Dulu saya menjalani kehidupan yang indah, berharap saya bisa menyelesaikan sekolah dan membuat orang tua saya bahagia. Tapi saat saya mencapai usia 16 tahun, hidup saya berubah," tuturnya.

Menurut Noor, saat penyakit itu belum mengerogoti tubuhnya, ia berharap bisa menemukan seseorang untuk membantunya mendapatkan perawatan. Namun seperti kediua saudaranya, tidak ada hasil yang ia peroleh.

Dia ingin kembali ke kehidupan normalnya dan menerima perlakuan yang tepat, yang menunjukkan bahwa dia tidak mendapatkan perawatan yang tepat di Gaza- terlebih dalam kondisi terisolasi seperti saat ini. Ia ingin melakukan perjalanan ke negara manapun agar bisa mendapatkan pengobatan.

Khamis, yang senyumnya hampir tidak meninggalkan wajahnya, mengatakan bahwa sebelum ia berusia 16 tahun dan jatuh sakit, ia biasa berkeliaran di jalanan Khan Younis, bergabung dalam setiap pemakaman untuk para syuhada.

Anggota keluarga masih senyum di wajah mereka meski ada penyakit dan rasa sakit yang menimpanya, yang mencerminkan keinginan mereka untuk hidup meski pengepungan dan rasa sakit itu menimpa mereka selama bertahun-tahun.

Abu Khamis menyimpulkan, sembari menyeka air matanya agar tak terlihat oleh ank-anaknya, "Saya memiliki tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Saya telah kehilangan tiga anak saya akibat penyakit aneh ini. Saya berharap penyakit ini bisa didiagnosa dan mendapatkan perawatan yang tepat, setidaknya untuk anak-anak saya yang belum belum menderita penyakit ini," kata Abu Khamis, menunjuk anak-anaknya, Karim 14, Nada, 12, dan Yasmeen, 10. (T.RA/S: The Palestinian Information Center)

leave a reply
Posting terakhir