Gaza, SPNA - Otoritas Palestina (PA) mengurangi jumlah rujukan medis untuk warga Palestina di Jalur Gaza sebesar 80 persen, Quds Net News melaporkan, Selasa (22/08/2017). Menurut kelompok hak asasi manusia, PA telah mengambil langkah ini untuk menekan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, yang secara efektif menjalankan wilayah yang terkepung tersebut.
Dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh Monitor Kebijakan dan Koalisi Palestina, peneliti Iyad Al-Ribahi mengatakan bahwa pengurangan rujukan medis membuat hidup ribuan pasien berisiko, terutama setelah keputusan PA untuk memaksa ribuan staf medis mengajukan pensiun dini.
Sementara itu, Direktur Komite Independen untuk Hak Asasi Manusia, Dr Ammar Dweek, mengatakan bahwa pengurangan rujukan medis tersebut sangat menyentuh hak-hak dasar warga Palestina di Gaza. Ia menunjukkan bahwa ini adalah masalah hidup dan mati, dan meminta agar ada langkah praktis dan kampanye untuk mengubah keputusan tersebut. Rujukan medis tersebut , katanya, harus mencantumkan nama dan rincian pasien bersangkutan; mereka adalah manusia, bukan angka.
Statistik yang dikeluarkan oleh departemen terkait di Kementerian Kesehatan di Gaza menunjukkan bahwa jumlah rujukan pada bulan Juli 2017 hanya 477, dibandingkan dengan 2.071 pada bulan Juli tahun lalu.
Dweek menambahkan bahwa lebih dari 400 pasien dari Jalur Gaza dipanggil dan diselidiki oleh dinas intelijen Israel Shin Bet di penyebrangan Erez, sebagai syarat untuk memperoleh perawatan medis berdasarkan rujukan dari PA.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia, seperti dilansir Quds Net News, menunjukkan bahwa Perbatasan Rafah tidak terbuka selama empat bulan berturut-turut, dan ini membuat kondisi untuk pasien di Gaza menjadi lebih buruk. (T.RA/S: Middle East Monitor)