Ramallah, SPNA – Delegasi Amerika Serikat untuk rekonsiliasi Palestina – Israel, Jared Kushner dalam pertemuan dengan Mahmoud Abbas di Ramallah, Kamis (24/08/2017) menyatakan bahwa Israel tidak mungkin menghentikan pembangunan hunian ilegal di Tepi Barat karena hal ini dapat mengakhiri pemerintahan Netanyahu.
Kushner juga menyatakan dukungannya terhadap solusi dua negara namun pada saat yang sama Ia juga menolak batas Palestina sesuai tahun 1967.
Sementara itu Abbas menyatakan apresiasinya terhadap langkah Donald Trump untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina, ‘’Kami mengapresiasi langkah Donald Trump yang sejak awal dilantik telah menyatakan merealisasikan perjanjian damai bersejarah.’’ Ia juga menyatakan bahwa tujuan dari diplomasi Palestina – Israel adalah untuk merealisiakan solusi dua negara sesuai dengan 1967.
Dilain pihak juru bicara Presiden Nabil Abu Radina menyatakan, Abbas dan Kushner telah membahas seluruh permasalahan terkait solusi dua negara. Keduanya sepakat untuk terus berkoordinasi demi mencapai perjanjian damai yang komprehensif.’’
Radinah menambahkan bahwa Abbas bersikeras agar batas wilayah Palestian sesuai tahun 1967 serta menghentikan pembangunan hunian ilegal.
Sebelumnya dilaporkan bahwa sejumlah aktivis dan gerakan nasional Palestina melakukan aksi protes menolak kunjungan delegasi Amerika Serikat ke Palestina.
Mereka menyatakan menolak segala bentuk politik dan kerjasama dengan pemerintah Amerika Serikat yang dipimpin oleh Donald Trump. ‘’Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki hak dalam politik di Palestina.’’ Mereka juga menuntut organisasi internasional untuk melaksanakan konferensi untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina sesuai dengan hukum internasional, seperti hak dipulangkan ke tanah air, dan menghentikan penyitaan tanah warga dan pembangunan hunian Israel.
Qais Abu Laila, anggota Biro Politik Front Rakyat yang berafiliasi ke PLO, mengatakan: ‘’Rakyat Palestina sudah muak dengan keberpihakan AS terhadap Israel. Pemerintah AS tidak mengindahkan hak-hak bangsa Palestina dan mendukung kepentingan Israel.’’ (T.RS/S:Arab48)