Arab Saudi putuskan wanita boleh mengemudi

Mengubah peraturan yang telah diterapkan dalam waktu yang lama, Arab Saudi mengumumkan bahwa kini wanita diperbolehkan untuk mengemudi.

BY Rara Atto Edited Thu,28 Sep 2017,10:04 AM
Arab Saudi putuskan wanita boleh mengemudi

Aljazeera - Arab Saudi

Arab Saudi, SPNA - Mengubah peraturan yang telah diterapkan dalam waktu yang lama, Arab Saudi mengumumkan bahwa kini wanita diperbolehkan untuk mengemudi.

Dalam keputusan kerajaan yang ditandatangani oleh Raja Slaman bin Abdulaziz Al Saud, disebutkan bahwa peraruran tersebut akan segera berlaku namun peluncurannya perlu waktu selama berbulan-bulan, Saudi Press Agency melaporkan, Selasa (26/09/2017).

Komite tingkat tinggi menteri dibentuk untuk memeriksa pelaksanaan perintah tersebut.

Komite tersebut akan mengambil rekomendasi selam 30 hari sejak tanggal dikeluarkannnya keputusan, dan akan dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 Juni 2018, berdasarkan kalender Islam.

Keputusan tersebut mengatakan bahwa wanita diperbolehkan berkendara “sesuai dengan hukum Islam.”

Pengumuman tersebut, terjadi menyusul perayaan Hari raya Nasional Saudi selama akhir pekan, bertujuan untuk mendorong reformasi kerajaan, ungkap para analis, meskipun mendapat reaksi dari kalangan konservatif religius.

Wanita juga diizinkan untuk memasuki stadion olah raga –yang sebelumnya merupakan arena khusus pria- menonton konser musik, sebuah langkah yang menggaungkan ‘Visi 2030’ pemerintah dalam rangka reformasi sosial dan ekonomi saat kerajaan mempersiapkan era pasca minyak.

Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang yang tidak mengizinkan perempuan mengemudi.

Ketika ada pembatasan yang dikenakan kepada pengemudi wanita, beberapa aktivis perempuan menolak larangan tersebut, yang menyebabkan penangkapan mereka.

Sebelumnya, para pengemudi wanita ditangkap dan kendaraan mereka disita, ungkap para aktivis.

Pada tahun 2016, Alwaleed bin Talal, salah satu pangran di kerajaan Arab Saudi menyerukan bahwa mengakhiri larangan tersebut adalah hal yang ‘ungen,’ dengan mengatakan bahwa ini bukan hanya masalah hak namun juga kebutuhan ekonomi.

“Mencegah wanita untuk mengemudi saat ini merupakan isu yang hak yang setara dengan melarangnya menerima pendidikan atau memiliki identitas peribadi,” ungkap Alwaleed.

“Semua itu tindakan yang tidak adil, bahkan jauh lebih ketat dari dari pada yang diizinkan oleh hukum agama.”

Dia juga merinci “biaya” yang harus dikeluarkan kaum wanita untuk menyewa supir pribadi atau taxi, karena angkutan umum bukanlah alternatif yang layak di sana.

Menggunakan supir asing akan menghabiskan miliaran dolar dari perekonian Arab Saudi, kata Alwaleed.

Ia menghitung bahwa keluarga akan menghabiskan rata-rata $1,000 untuk menyewa supir. Jumlah yang seharusnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

“Mendorong wanita untuk bisa mengemudi telah menjadi tuntutan sosial yang mendesak didasarkan pada kondisi ekonomi saat ini.

Secara berlahan perluasan hak perempuan dimulai sejak masa Raja Abdullah bin Abdulaziz, yang pada tahun 2013 menyematkan beberapa wanita di Dewan Syuro, yang bertujuan untuk menasihati kabinet.

Abdullah juga mengumumkan bahwa perempuan, untuk pertama kalinya, boleh memilih  dan terlibat dalam pemilihan kota.

Beberapa pengamat mengatakan bahwa langkah untuk merenggangkan pembatasan sosial, yang sejauh ini belum diterjemahkan ke dalam hak-hak politik dan sipil, berusaha menekan kritik atas tindakan keras yang terjadi baru-baru ini.

Arab Saudi merupakan negara yang memeiliki pembatasan paling ketat terhadap perempuan, meskipun pemerintahan reformasi berambisi untuk meningkatkan lapangan kerja bagi kaum wanita.

Di bawah sistem perwalian negara -anggota keluarga laki-laki, biasanya ayah, suami atau saudara laki-laki- harus memberikan izin terhadap pendidikan wanita, perjalanan dan kegiatan lainnya.

Namun Arab Saudi nampaknya lemah terhadap beberapa norma sebagai bagian dari bagian dari rencana“Visi 2030.”

(T.RA/S: Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir