Penghancuran terowongan kembali tingkatkan ketegangan Israel-Palestina

Senin (30/10.2017), ketegangan meningkat setelah pasukan Israel melancarkan operasi yang meledakkan sebuah terowongan dari Jalur Gaza dan menyebabkan gugurnta tujuh pejuang Palestina.

BY 4adminEdited Wed,01 Nov 2017,06:37 AM
Penghancuran terowongan kembali tingkatkan ketegangan Israel-Palestina

First Post - Gaza

Gaza, SPNA – Senin (30/10.2017), ketegangan meningkat setelah pasukan Israel melancarkan operasi yang meledakkan sebuah terowongan dari Jalur Gaza dan menyebabkan gugurnta tujuh pejuang Palestina. Peledakan ini merupakan insiden paling mematikan sejak perang yang menghancurkan Gaza pada tahun 2014 silam.

Tujuh  pejuang Gaza tersebut, yang merupakan anggota sayap bersenjata gerakan Hamas, Brigade Al-Qossam, dan kelompok  Jihad Islam, gugur dalam insiden tersebut.

Saksi mata menuturkan, di antara ribuan pelayat, pemimpin Hamas Ismail Haniya turut hadir dalam sebuah prosesi pemakaman di Gaza tengah. Sementara, tokoh senior Hamas Khalil al-Hayya berbicara pada prosesi pemakaman lainnya di wilayah selatan.

"Hamas memahami bagaimana mengelola konflik dengan musuh dan membalas dendam serta menyerang pada saat dan tempat yang bisa menyakiti musuh," ungkap Hayya.

Hamas dan Israel telah bertempur dalam tiga perang sejak 2008 dan konflik terakhir pada 2014, di mana sebagian serangan dilakukan dari dalam terowongan Gaza.

Pihak Israel mengatakan, mereka telah memantau penggalian terowongan tersebut untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Mereka pun akan bertindak setelah terjadi pelanggaran terhadap makam dan tindakan lain yang dianggap melanggar kedaulatan Israel.

Militer Israel menjelaskan bahwa tidak ada pembukaan terowongan yang ditemukan di perbatasan Israel. Terowongan tersebut berasal dari sekitar kota Khan Younis di Jalur Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (31/10/2017), mengatakan bahwa negaranya tidak akan "mentolelir setiap serangan terhadap kedaulatan, rakyat, dan tanah kami, baik dari udara, laut, maupun tanah, atau di bawah tanah," katanya.

"Kami menyerang orang-orang yang berusaha menyerang kami."

Operasi tersebut terjadi pada saat-saat yang sensitif, di mana faksi Palestina, Fatah dan Hamas sedang menempuh rekonsiliasi yang bertujuan untuk mengakhiri perpecahahan yang telah berlangsung selama 10 tahun.

(T.RA/S: First Post)

leave a reply
Posting terakhir