Abbas dan Al-Sisi bahas lanjutan rekonsiliasi di Sharm el-Shekh

Sharm el Sheikh, SPNA - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi,  Senin (06/11/2017) menekankan pentingnya upaya pencapaian rekonsiliasi nasional  dan mengambil kebijakan untuk menyelesaikan krisis di Palestina secara adil.

BY 4adminEdited Tue,07 Nov 2017,10:11 AM

Sharm el Sheikh, SPNA - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi,  Senin (06/11/2017) menekankan pentingnya upaya pencapaian rekonsiliasi nasional  dan mengambil kebijakan untuk menyelesaikan krisis di Palestina secara adil.

Hal ini disampaikan Al-Sisi  dalam pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di World Youth Forum,  Sharm el-Sheikh, Timur Laut Mesir.

Berdasarkan pernyataan kantor kepresidenan Mesir, pertemuan tersebut membahas perkembangan terakhir terkait isu Palestina, pemulihan proses perdamaian, serta langkah-langkah menyukseskan rekonsialiasi.

Al-Sisi menekankan bahwa Mesir akan berupaya membantu menyukseskan rekonsiliasi Palestina serta mengakhiri perpecahan dan memulai kembali perundingan antara Palestina dan Israel untuk mencapai solusi yang adil dan komprehensif serta  menjamin hak rakyat Palestina dalam membangun negara merdeka dimana Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

"Pencapaian ini akan berefek langsung terhadap pemulihan keamanan dan stabilitas di kawasan Timur Tengah serta  membantu memajukan perekonomian untuk memenuhi aspirasi rakyat semua negara di kawasan."

Presiden Abbas juga menekankan bahwa Otoritas Palestina bertekad untuk memberikan upaya maksimal dalam mempersatukan rakyat Palestina dan memungkinkan mereka menghadapi tantangan besar.

World Youth Forum, yang diselenggarakan di bawah pengawasan presiden Mesir, dihadiri oleh tiga ribu pemuda yang mewakili berbagai negara di dunia serta dihadiri delegasi PBB dan Uni Afrika.

Kunjungan Abbas ke Kairo adalah yang pertama sejak kesepakatan rekonsiliasi yang ditengahi Mesir bulan lalu.

Diperkirakan sejumlah Faksi Palestina akan bertemu di Kairo pada 21 November mendatang untuk membahas mekanisme pelaksanaan rekonsiliasi tersebut.

Disebutkan bahwa perundingan Palestina-Israel vakum sejak April 2014 lalu, menyusul penolakan Israel untuk menghentikan pembangunan hunian ilegal dan menolak solusi dua negara berdasarkan perbatasan tahun 1967 serta membebaskan tahanan dari penjara Israel.(T.RS/S:AnadoluAgency)

leave a reply