Jalur Gaza, SPNA - Bandara Internasional Gaza yang sebelumnya menjadi simbol kebanggan Palestina berubah menjadi tong sampah dan tempat pengembalaan hewan ternak.
Kepala peralatan darat Bandara Gaza, Omar Shaheen, dalam pidato pembukaan Bandara tersbeut 19 tahun lalu mengatakan: ‘’Kami memulai operasi bandara dengan satu perjalanan dalam seminggu lalu bertambah menjadi empat penerbangan per hari. Hingga menjadi 16 perjalanan pulang pergi perhari.’’
Bandara Gaza adalah bandara pertama bagi warga Palestina. Pembangunan bandara tersebut merupakan kemajuan penting dalam deklarasi Negara Palestina, namun bersamaan dengan peristiwa Intifada Al-Aqsha bandara itu akhirnya ditutup oleh Israel, dan kemudian dihancurkan pada tahun 2001.
Direktur Komunikasi di Bandara Gaza mengatakan: ‘’Ketika bandara mulai dihancurkan Israel kami berupaya mengambil perangkat dari bandara sebanyak mungkin dan memindahkannya ke gudang di luar bandara. ‘’
Hari ini, bandara tersebut telah menjadi padang rumput bagi domba bahkan menjadi lokasi pembuangan sampah. Sejak saat itu warga Paletina tidak lagi dapat melakukan perjalanan udara kecuali melalui bandara-bandara ibukota Arab terdekat.
Zuhair Zamelat, Kepala Otoritas Penerbangan Sipil mengatakan: “Dengan adanya bandara Gaza, warga Gaza dapat terbang ke Saudi untuk menunaikan ibadah haji dalam waktu dua jam. Hari ini, mereka harus menempuh perjalanan selama 72 jam menyeberangi perbatasan dan menuju Cairo.’’,
Bandar Udara Internasional Gaza atau Yasser Arafat International Airport dibuka pada 24 November 1998 di wilayah antara Rafah dan Dahaniya, dekat perbatasan Mesir.
Setelah meletusnya intifada al-Quds tahun 2000 militer Israel menghancurkan bandara tersebut secara total. Kini bandara itu hanyalah sisa puing-puing bangunan yang hancur dan menjadi tempat pembuangan sampah. (T.RS/S:SkynewsArabic)
