Utusan PBB untuk Timur Tengah peringatkan 'risiko eskalasi kekerasan' pasca pengakuan Trump terhadap Yerusalem

Paris, SPNA - Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel disambut secara luas di Israel, namun meningkatkan kemarahan warga Palestina.

BY 4adminEdited Sat,09 Dec 2017,10:08 AM

Paris, SPNA - Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel disambut secara luas di Israel, namun meningkatkan kemarahan warga Palestina dan kecemasan di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya, utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk proses perdamaian di wilayah tersebut menyampaikan hal tersebut pada pertemuan Dewan Keamanan khusus pada hari Jumat (08/12/2017).

"Saya sangat prihatin akan adanya risiko eskalasi kekerasan," kata Koordinator Khusus Nickolay Mladenov, yang memberi briefing kepada 15 anggota Council melalui video-link.

Ia mengatakan kepada Dewan bahwa baik orang Israel maupun Palestina, Yerusalem " akan selalu menjadi bagian integral dari identitas nasional mereka." Apalagi, untuk miliaran orang, Yerusalem menjadi simbol dan landasan iman Kristen, Yahudi atau Muslim mereka. . "Itulah mengapa (Yerusalem) tetap menjadi salah satu tempat paling sensitif di dunia."

"Namun ada resiko serius dari hal ini yaitu akan memicu rantai tindakan sepihak, yang hanya dapat merusak pencapaian tujuan bersama kita," Mr Mladenov memperingatkan.

Sejak pengumuman AS, demonstrasi meluas dan bentrokan terjadi antara demonstran Palestina dan Pasukan Keamanan Israel di sepanjang Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Gaza.

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lembaga bantuan PBB, setidaknya satu orang Palestina meninggal dan lebih dari 140 lainnya cedera.

Dolaporkan bahwa protes juga terjadi di kota-kota dan desa-desa Arab lainnya di dalam wilayah Israel, serta kota-kota di sekitar wilayah ini dan sekitarnya, dari Lebanon dan Yordania sampai Malaysia dan Bangladesh.

Memperhatikan muatan simbolis, religius dan emosional yang dimiliki Yerusalem bagi orang-orang di seluruh dunia, Mr. Mladenov meminta semua pemimpin politik, agama dan masyarakat untuk "menahan diri dari tindakan provokatif dan retorika yang dapat menyebabkan eskalasi; dan saya meminta semua orang untuk menahan diri dan terlibat dalam dialog (menegnai hal ini). "

Dalam pengarahannya pula, Mr Mladenov menekankan pula bahwa Sekretaris Jenderal António Guterres dan PBB berkomitmen untuk mendukung para pemimpin Israel dan Palestina untuk kembali ke perundingan yang berarti mencapai perdamaian yang langgeng dan adil bagi kedua pihak tersebut.

(T.RA/S: Scoop)

leave a reply