Mahmoud Abbas minta Prancis jadi mediator perdamaian Palestina-Israel

Paris, SPNA - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas  mengatakan bahwa ia “tidak akan lagi menerima” rencana perdamaian yang diusulkan oleh Amerika Serikat, ....

BY 4adminEdited Mon,25 Dec 2017,10:55 AM

Paris, SPNA - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas  mengatakan bahwa ia “tidak akan lagi menerima” rencana perdamaian yang diusulkan oleh Amerika Serikat, dan menyerukan Prancis dan Eropa untuk memainkan peran lebih kuat dalam upaya perdamaian antara Israel dan Palestina.

Komentar tersebut disampaikan pada Jum’at pekan lalu, pasca Majelis Umum PBB memilih untuk menolak pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang melahirkan ancaman Trump untuk memotong bantuan ke negara manapun yang menentangnya.

Perubahan kebijakan sepihak Washington di Yerusalem terus bergema di Timur Tengah dan diplomat Eropa pesimis mengenai rencana perdamaian pemerintahan Trump yang sedang dipersiapkan dan akan dipresentasikan ke kedua belah pihak pada 2018.

"Amerika Serikat telah terbukti menjadi mediator yang tidak jujur dalam proses perdamaian dan kami tidak akan lagi menerima rencana apapun darinya," bersama presiden Prancis, Emmanuel Macron, Abbas mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah konferensi pers

Macron kembali mengutuk keputusan AS mengenai Yerusalem, namun ia juga mengesampingkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara secara sepihak, yang telah diperdebatkan Prancis sebelumnya.

"Orang-orang Amerika telah menepikan diri mereka dan saya mencoba untuk tidak melakukan hal yang sama," kata Macron, yang menyadari bahwa setiap langkah untuk mengakui Palestina akan melahirkan permusuhan dari orang-orang Israel.

Pada hari Kamis, Majelis Umum PBB, yang beranggotakan 193 orang mengadopsi sebuah resolusi, di mana sebesar 128 setuju, sembilan menolak dan 35 abstain, terkait keputusan AS mengenai Yerusalem.

AS tetap mengalami kekalahan, meski ada ancaman dari Trump dan duta besar AS, Nikki Haley.

Abbas menyerang upaya AS yang mengintimidasi negara-negara menjelang pemungutan suara.

"Saya berharap, negara lain mengambil pelajaran dan mengerti bahwa Anda tidak dapat memaksakan solusi dengan menggunakan uang dan mencoba untuk membeli sebuah negara," tambahnya di Paris.

Kunjungan Abbas ke Paris kurang dari dua minggu setelah Perdana Menterei Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan perjalanan di negara tersebut , hal ini pun menimbulkan spekulasi mengenai apakah Macron akan tergoda untuk menengahi konflik kedua negara tersebut.

(T.RA/S: The Guandian)

leave a reply
Posting terakhir