Hendak meraih dukungan, Israel siapkan dana bagi negara-negara miskin

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana menyiapkan dana sebesar $ 50 juta untuk mendukung pembangunan di negara-negara miskin dan mendapatkan dukungan diplomatik dari negara-negara tersebut, menurut laporan media Israel.

BY 4adminEdited Fri,29 Dec 2017,09:54 AM

Aljazeera - Tel Aviv

Tel Aviv, SPNA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana menyiapkan dana sebesar $ 50 juta untuk mendukung pembangunan di negara-negara miskin dan mendapatkan dukungan diplomatik dari negara-negara tersebut, menurut laporan media Israel.

Channel 2 Israel dan beberapa media lainnya melaporkan, langkah tersebut terjadi hanya sepekan setelah Majelis Umum PBB memilih untuk menolak keputusan AS tersebut untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Hanya delapan negara bagian yang memilih Israel melawan resolusi tersebut, sementara 35 negara abstain dan 128 negara memilih menolak keputusan AS.

Dana tersebut akan berusaha memanfaatkan keahlian Israel dalam bidang pertanian, pengembangan kepemimpinan, dan teknologi, Times of Israel melaporkan.

Kawasan yang ditargetkan dalam upaya diplomatik termasuk Eropa Timur, Asia, dan Afrika.

Israel berusaha memperkuat hubungannya dengan negara-negara Afrika dalam beberapa tahun terakhir, di mana Netanyahu melakukan tur ke Afrika Timur pada tahun 2016 dan bagian barat benua itu pada tahun berikutnya.

Berbicara di ibu kota Liberia, Monrovia, pada bulan Juli lalu, pemimpin Israel tersebut mengatakan, "Saya percaya pada Afrika, saya percaya pada potensinya - saat ini dan di masa datang. Ini adalah benua yang sedang naik daun."

Memperkuat hubungan Israel dengan benua itu menjadi prioritas utama, Netanyahu menambahkan.

Apakah Israel berhasil mengubah bantuan ekonomi menjadi dukungan diplomatik yang sebenarnya masih harus dilihat, karena beberapa negara Afrika yang memilih gerakan PBB, seperti Kenya dan Ethiopia, menikmati hubungan dekat dengan Tel Aviv.

Selain Israel dan AS, Guatemala, Honduras, Kepulauan Marshall, Negara Federasi Mikronesia, Nauru, Palau dan Togo, menolak keputusan PBB.

Pada hari Senin, Wakil Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely mengatakan bahwa 10 negara mempertimbangkan keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.

Ia tidak menyebutkan negara-negara yang bersangkutan, namun mengatakan "beberapa" dari mereka "di Eropa".

Pada hari Ahad, Guatemala mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan kedutaannya ke Kota Suci Yerusalem, sisi timur yang secara internasional diakui sebagai wilayah Palestina yang secara ilegal diduduki oleh Israel.

Israel mencaplok Jerusalem Timur setelah perang 1967, sebuah langkah yang ditolak oleh PBB dan masyarakat internasional.

(T.RA/S: Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir