Kunjungan Pence ke Timur Tengah: bentuk tekanan dan ancaman langsung dari kebijakan luar negeri AS

Wakil presiden tersebut memperingatkan pemimpin Mesir dan Yordania yang mengalami masa-masa sulit jika mereka tidak berhenti menentang kebijakan AS.

BY 4adminEdited Thu,25 Jan 2018,12:11 PM

South Front - Yerusalem

Yerusalem, SPNA - Raja Yordania Abdullah II ingin Washington "membangun kembali kepercayaan" setelah Presiden AS Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Raja percaya bahwa Yerusalem Timur harus menjadi ibu kota Palestina. Menurutnya, mulai sekarang AS memiliki "tantangan besar yang harus diatasi". "Sesama teman kadang-kadang memiliki ketidaksepakatan," Mike Pence berkata dengan sedih atas komentarnya tentang hasil perundingan. Ketidaksepakatan muncul secara terang-terangan.

Wapres AS tersebut sedang melakukan perjalanan ke Timur Tengah (19 – 23 Januari), mengunjungi tiga negara, yaitu Mesir, Yordania dan Israel. Para pemimpin Otonomi Palestina menolak untuk menemuinya. Mesir adalah negara pertama yang didatanginya untuk mendengar bahwa Kairo tidak mendukung langkah AS terkait Yerusalem.

Yordania dan Mesir adalah sebuah kasus khusus. Mereka adalah satu-satunya negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dan kesepakatan damai dengan Israel. Keduanya terancam oleh militan Islam dan akan menjadi mediator kunci yang potensial jika perundingan damai antara Israel dan Palestina terjadi.

Terlepas dari kenyataan bahwa Yordania adalah anggota kunci dari koalisi pimpinan AS yang secara formal dibentuk untuk melawan Islamic State (IS), kerajaan tersebut telah dengan kuat menentang keputusan pemerintah AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang diumumkan oleh Presiden Trump pada 6 Desember lalu. Sejak saat itu, aksi protes digelar di depan kedutaan AS di Amman. Raja Abdullah telah memimpin upaya diplomatik intensif untuk membangun front Arab yang lebih kuat dan didukung oleh kekuatan internasional.

Menurut Debka, wakil presiden tersebut memperingatkan pemimpin Mesir dan Yordania yang mengalami masa-masa sulit jika mereka tidak berhenti menentang kebijakan AS. Washington dapat merevisi rencananya untuk terus memberikan bantuan ekonomi dan militer. Selain itu, Wakil Presiden Pence meminta mereka menyampaikan pesan kepada warga Palestina bahwa Washington "akan memblokir akses Otoritas Palestina untuk memperoleh pendanaan dari institusi Barat dan internasional".

Sebelum itu, AS mengancam akan mengurangi dana untuk Badan Bantuan PBB yang bekerja untuk pengungsi Palestina (UNRWA), badan internasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan sekitar lima juta pengungsi Palestina yang terdaftar. Yordania memberikan perlindungan kepada sekitar dua juta pengungsi dari Palestina. Jadi, ancaman itu nyata dan Amerika Serikat tidak tidak main-main dengan rencananya.

Riyadh telah bergabung dengan AS dalam upaya menekan Amman, namun negara tersebut tetap bersikukuh. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendesak Yordania untuk meninggalkan pendiriannya di Yerusalem dan menunda hubungan dengan Turki dan Qatar. Raja Abdullah dari Yordania secara provokatif menempatkan peran religiusnya setara dengan keluarga kerajaan Saudi pada 31 Desember, yang memproklamirkan dirinya sebagai Hamba Kiblat Pertama dan Masjid Suci Ketiga (Al-Aqsha di Yerusalem). Ini adalah tantangan nyata bagi Arab Saudi - Penjaga Dua Masjid Suci yang berada di kota Mekah.

Raja Salman dilaporkan mendesak Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk mengakhiri kampanye melawan langkah Presiden Trump di Yerusalem dan menjadi lebih responsif terhadap usulan Amerika untuk menangani masalah Palestina.

Yordania menerima sekitar $ 1,6 miliar per tahun bantuan dari Amerika. Hibah $ 400 juta dari Amerika Serikat merupakan bagian dan paket anggaran 2018 Yordania. Kerajaan adalah mitra istimewa dan menikmati status sekutu non-NATO utama (MNNA) yang diberikan kepada beberapa negara yang secara erat bekerja sama dengan Pentagon saat berada di luar NATO. Yordania menjadi tuan rumah militer AS dan Inggris. Ini mengadakan latihan rutin dengan pasukan Amerika. Kelompok militan Anti-Assad menjalani pelatihan di wilayahnya.

Pada bulan Agustus, Jerman memindahkan pesawatnya dari Turki ke markas besar Al-Azraq Yordania setelah pemerintah Turki menolak mengizinkan anggota parlemennya mengunjungi Incirlik - pangkalan bagi enam jet tempur Tornado Jerman dan sebuah kapal tanker yang ditempatkan untuk berkontribusi dalam upaya anti-teroris internasional yang sedang berlangsung.

Amerika Serikat dan Arab Saudi adalah sekutu dekat yang bergabung dengan sebuah tujuan bersama, yaitu melawan pengaruh Iran di wilayah tersebut. Mei lalu, Presiden AS Donald Trump memberi wewenang untuk menangani hampir $ 110 perjanjian militer dengan Arab Saudi yang senilai $ 300 miliar selama lebih dari periode sepuluh tahun. Kedua kerajaan tersebut merupakan anggota koalisi anti-Islamic State pimpinan AS.

Jelas, Washington perlu melibatkan sekutu Arabnya sebagai wakil dalam isu-isu yang berkaitan dengan prakarsa perdamaian baru Palestina-Israel. Skema AS tersebut dilaporkan melibatkan sebuah negara Palestina merdeka dengan Jalur Gaza dan Tepi Barat tanpa Yerusalem Timur sebagai ibu kota. Tidak terbayangkan kembalinya pengungsi Palestina yang mengungsi selama konflik Israel-Arab. Washington mendorong sebuah rencana yang cukup kabur mengenai rincian dan melakukannya tanpa menetapkan strategi Timur Tengahnya.

(T.RA/S: South Front)

leave a reply
Posting terakhir