Sejak awal tahun 2018, Israel tangkap 520 warga Palestina, 92 diantaranya adalah wanita dan anak-anak

Jalur Gaza, SPNA -  Pusat Tahanan Palestina, Jum’at (02/02/2018) melaporkan bahwa sejak awal tahun 2018 Otoritas Pendudukan Israel telah menangkap 520 warga Palestina, 92 diantaranya adalah anak-anak ....

BY 4adminEdited Sat,03 Feb 2018,10:25 AM

Jalur Gaza, SPNA -  Pusat Tahanan Palestina, Jum’at (02/02/2018) melaporkan bahwa sejak awal tahun 2018 Otoritas Pendudukan Israel telah menangkap 520 warga Palestina, 92 diantaranya adalah anak-anak dibawah umur serta18 perempuan. 

Juru bicara Pusat Tahanan Palestina, Riyad Ashqar mengatakan bahwa pemerintah Israel menangkap 18 warga di Jalur Gaza, 6 diantaranya adalah nelayan yang ditahan ketika mencari ikan.

Selain itu Israel juga 92 kasus wania dan anak-anak, serta menahan 100 warga Palestina secara adiministratif tanpa sidang.

Ashqar juga melaporkan bahwa Pengadilan Israel  menetapkan  3 undang-undang rasis terhadap tahanan, yang paling serius adalah hukuman eksekusi tahanan yang diajukan menteri pertahanan, Avigdor Lieberman.

Selain itu pengadilan juga meresmikan UU Perampasan harta tahanan melalui denda, sementara UU ketiga membahas usulan Knesset Israel untuk melarang pembebasan tahanan sampai prajurit Israel yang ditahan di Gaza dibebaskan oleh Hamas. 

Al Ashqar mengungkapkan bahwa sejak awal tahun, sipir penjara Israel juga melakukan serangan dan pelecehan terhadap tahanan.

Pengacara Otoritas Urusan dan Pembebasan Tawanan Kamis lalu mendokumentasikan kesaksian sejumlah tahanan yang mengalami penyiksaan saat ditahan dan di ruang interogasi oleh Israel.

Salah satunya adalah kesaksian Maher Nasasra (17 tahun) dari kota Beit Furik di Distrik Nablus yang ditangkap dalam bentrokan yang terjadi di dekat kotanya.

Saat itu Nasasra diserang oleh 5 tentara dan dipukuli dengan keras di bagian kaki dengan popor senjata.

Tahanan lainnya bernama, Nabil 'Assous yang berusia 17 tahun dipukuli dengan parah di bagian wajah setelah pasukan Israel menggerebek rumahnya di desa Burin di distrik Nablus.

Ahmed Abu Omar, dari Distrik Nablus, dan Mohammed Bana mengaku ditempatkan di sel-sel kecil yang hampir tidak bisa menampung satu orang. Sela tersebut tidak memiliki penerangan, ventilasi serta berbau busuk.

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir