Laporan: Trump bersiap lanjutkan rencana perdamaian Timur Tengah tanpa Palestina

Washington D.C, SPNA -  Saat para pemimpin Palestina memperjelas bahwa mereka tidak ingin mempertimbangkan rencana perdamaian Timur Tengah Donald Trump, pemerintah Trump dilaporkan justru terus melanjutkan rencana tersebut.

BY 4adminEdited Sat,03 Feb 2018,10:38 AM

Washington D.C, SPNA -  Saat para pemimpin Palestina memperjelas bahwa mereka tidak ingin mempertimbangkan rencana perdamaian Timur Tengah Donald Trump, pemerintah Trump dilaporkan justru terus melanjutkan rencana tersebut.

Sebuah laporan Axios terbaru menunjukkan, Gedung Putih diduga mempertimbangkan untuk terus melanjutkan "rencana perdamaian" untuk wilayah tersebut, bahkan jika orang-orang Palestina tidak mau berpartisipasi dan bernegosiasi. Laporan tersebut berasal dari "pejabat senior AS" sumber yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan kepada Axios, "Pejabat AS mengatakan bahwa pemerintah tidak akan memaksa orang Israel atau Palestina untuk menerima rencana tersebut, namun dapat mengumumkan informasi tersebut sehingga berbagai pihak dan masyarakat internasional dapat menilainya dengan tepat."

Baru pekan lalu, Trump mengancam akan mengurangi bantuan AS kepada  Palestina jika pemimpin mereka tidak menyetujui perundingan damai dengan Israel. Pada bulan Januari, laporan sebuah muncul, bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas "marah" dengan rencana awal, yang sebagian telah bocor satu bulan setelah Gedung Putih mengumumkan bahwa mereka akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dalam sebuah pidato di hadapan Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina, Abbas menyebut tindakan tersebut sebagai "tamparan abad ini," menurut Jerusalem Post.

Jika laporan Axios benar, ini akan menjadi spekulasi lebih lanjut bahwa Gedung Putih mungkin tidak memiliki kepentingan terbaik bagi kedua belah pihak - yang bertentangan dengan proklamasi sebelumnya.

Ketika Trump bertemu dengan Abbas di Gedung Putih pada bulan Mei 2017, ia berjanji akan mengakhiri konflik Israel-Palestina dan menengahi sebuah kesepakatan yang akan mempertimbangkan kedua belah pihak.

Ketika itu, kepada wartawan Trump mengatakan, "Saya berkomitmen untuk bekerja sama dengan Israel dan Palestina untuk gina sebuah kesepakatan, namun kesepakatan apapun tidak dapat dipaksakan oleh Amerika Serikat atau negara lain. Palestina dan Israel harus bekerja sama untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan kedua masyarakat hidup, beribadah dan berkembang dan sejahtera dalam damai. Dan saya akan melakukan apapun yang diperlukan untuk memfasilitasi kesepakatan, menengahi, dan mengambil keputusan apapun yang mereka ingin lakukan, tapi saya akan menjadi mediator atau arbiter atau seorang fasilitator, dan kita akan menyelesaikan ini. "

Baru-baru ini, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan bahwa Gedung Putih sedang menunggu orang-orang Palestina untuk "kembali ke meja perundingan".

"Gedung Putih telah bekerja sama dengan mitra kami di kawasan ini untuk melihat apakah kami dapat mengembangkan kerangka kerja untuk perdamaian," kata Pence kepada Reuters di Yerusalem. "Semuanya tergantung kapan orang Palestina akan kembali ke meja perundingan."

Utusan khusus AS Jason Greenblatt juga dilaporkan bertemu dengan duta besar Uni Eropa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu minggu ini, di mana ia menekankan pentingnya "negosiasi terus-menerus." Menurut Axios, namun dia tidak bertemu dengan pejabat Palestina.

(T.RA/S: Salon)

leave a reply
Posting terakhir