Gerakan Boikot ekonomi Israel (BDS) masuk nominasi nobel perdamaian

Oslo, SPNA - Anggota Parlemen Norwegia, Minggu (04/01/2018) memasukkan  gerakan BDS secara resmi  dalam nominasi Nobel Perdamaian 2018.

BY 4adminEdited Mon,05 Feb 2018,10:10 AM

Oslo, SPNA - Anggota Parlemen Norwegia, Minggu (04/01/2018) memasukkan  gerakan BDS secara resmi  dalam nominasi Nobel Perdamaian 2018.

Hal ini dilakukan sebagai penghargaan atas langkah-langkah damai yang dilakukan BDS  dalam memperjuangkan hak-hak warga Palestina.

Anggota Parlemen Norwegia bernama Bj rnar Moxnes dalam konferensi pers seperti dilansir Maannews, mengatakan: ‘’Sebagai anggota parlemen Norwegia, saya bangga menggunakan wewenang saya untuk mencalonkan gerakan BDS dalam  nobel perdamaian tahun 2018.’’

‘’Nominasi BDS sesuai dengan prinsip saya dan partai yang mengusung saya.’’

Sementara itu juru bicara BDS, Umar Barghouti menyampaikan apresiasi kepada parlemen Norwegia yang mengambil langkah berani tersebut.

‘’Jika  BDS memenangkan nobel, maka hal ini akan menghapus sebagian aib yang selalu melekat kepada Nobel karena memberi penghargaan kepada penjahat perang seperti Yitzhak Rabin dan Shimon Peres.’’

Boycott, Divestmen and Sanction ( BDS) didirikan pada tanggal 9 Juli 2005. Dengan beranggotakan 171 lembaga swadaya, gerakan ini aktif mengkampanyekan dunia internasional untuk memboikot ekonomi Israel serta telah mendapat respon luas dari berbagai belahan dunia.

Melalui situsnya, BDS  menjelaskan bahwa gerakan ini didirikan di Palestina dan tersebar ke seluruh dunia untuk melawan pendudukan dan penjajahan serta sistem apartheid Israel.

BDS fokus untuk meraih kebebasan, keadilan dan kesetaraan di Palestina serta pencapaian untuk menentukan nasib sendiri bagi seluruh warga Palestina.

BDS juga menyatakan berhasil mengisolasi sistem Israel baik secara akademi, kultural, politis dan hingga saat ini BDS dianggap sebagai salah satu ancaman strategis bagi Israel, jelas gerakan tersebut.

Hadiah Nobel diberikan setiap tahun di ibukota Norwegia Oslo pada 10 Desember, oleh Komite Hadiah Nobel Norwegia.

(T.RS/S:Skynews)

leave a reply