Migran Afrika di Israel protes rencana deportasi paksa

Ribuan migran Afrika dan pencari suaka berdemonstrasi di luar Kedutaan Besar Rwanda di Israel, Rabu (07/02/2018), menolak rencana pemerintah untuk mendeportasi mereka dari "negara" tersebut.

BY 4adminEdited Fri,09 Feb 2018,11:58 AM

Middle East Monitor - Herzliya

Herzliya, SPNA - Ribuan migran Afrika dan pencari suaka berdemonstrasi di luar Kedutaan Besar Rwanda di Israel, Rabu (07/02/2018), menolak rencana pemerintah untuk mendeportasi mereka dari "negara" tersebut.

Para pemrotes, yang sebagian besar berasal dari Eritrea dan Sudan, berkumpul di luar kedutaan di kota utara Herzliya, memprotes rencana untuk mengembalikan mereka kembali ke negara asal mereka atau ke negara ketiga secara paksa.

"Saya telah menghabiskan lebih dari 9 bulan di padang pasir untuk tiba di sini dan saya tidak akan kembali ke Sudan di mana saya akan dibunuh atau dipaksa bergabung dengan milisi," Kishmar, 33, salah satu pemrotes, mengatakan kepada Anadolu Agency.

"Saya hanya ingin tinggal di sini dalam damai dan melihat keluarga saya tinggal dengan aman," tambah Kishmer, yang telah berada di Israel sejak 2011.

Pengungsi Sudan meminta pemerintah Rwanda untuk tidak bekerja sama dengan rencana deportasi Israel.

"Ini adalah rencana rasis dan Rwanda tidak boleh ikut serta," katanya.

Agustus lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk mendeportasi "penyusup" Afrika, sebuah janji yang dilihat sebagai seruan untuk mendukung kelompok sayap kanannya menjelang Pemilu 2019.

Namun pemerintahnya mendapat tekanan internasional yang luar biasa untuk menghentikan perlakuan diskriminatif dan "rasis" terhadap pencari suaka Afrika.

Rwanda dan Uganda bersikeras dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan menyambut para pencari suaka yang dideportasi dari Israel, badan pengungsi PBB UNHCR menegaskan bahwa Israel sekarang harus meninjau status mereka dengan baik dan mempertimbangkannya untuk mendapatkan suaka di dalam wilayah Israel.

Menurut angka dari Otoritas Imigrasi dan Penyerapan Israel, sekitar 55.000 migran Afrika dan pencari suaka saat ini tinggal di "negara" tersebut, sekitar 90 persen di antaranya berasal dari Sudan atau Eritrea.

Sebagian besar dari mereka tiba di Israel - melalui Mesir - selama periode 2006 sampai 2013 sebelum pagar keamanan didirikan di sepanjang perbatasan antara Israel dan Semenanjung Sinai Mesir.

Sejak 2012, Israel telah mendeportasi sekitar 20.000 migran Afrika dan pencari suaka yang secara ilegal memasuki "negara" tersebut.

Dari 13.764 permohonan suaka yang diajukan pada bulan Juli, hanya 10 orang Eritrea dan satu warga Sudan yang diberi status pengungsi resmi.

(T.RA/S: Middle East Monitor)

leave a reply
Posting terakhir