Paris jadi tuan rumah pertemuan puncak ekonomi PA-Israel

Paris, SPNA - Presiden Perancis Emanuel Macron pada hari Kamis mengadakan pertemuan puncak ekonomi Palestina-Israel di Istana Alethea, Paris, yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama ekonomi bersama dan menjaga stabilitas di wilayah tersebut.

BY 4adminEdited Mon,19 Feb 2018,11:02 AM

Paris, SPNA - Presiden Perancis Emanuel Macron pada hari Kamis mengadakan pertemuan puncak ekonomi Palestina-Israel di Istana Alethea, Paris, yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama ekonomi bersama dan menjaga stabilitas di wilayah tersebut.

Menteri Ekonomi Israel Eli Cohen dan Menteri Ekonomi Otoritas Palestina (PA) Abeer Odea menghadiri pertemuan puncak tersebut dan membahas upaya untuk menghapus hambatan yang melemahkan kerjasama ekonomi bilateral.

Mereka menyetujui perluasan kegiatan komersial, mendorong investasi ke depan dan mendukung impor barang konsumsi PA.

Presiden Prancis mengatakan bahwa dia senang menjadi tuan rumah kedua belah pihak di istana kerajaan, ia menekankan perlunya meningkatkan kerjasama ekonomi dan memperbaiki taraf hidup bagi kedua belah pihak.

Macron mengatakan bahwa dia puas dengan hasil pertemuan tersebut dan dia siap untuk kembali menjadi tuan rumah kedua belah pihak di masa depan.

Perancis, akan diingat, menjadi perantara Protokol Paris tahun 1994 yang mendefinisikan hampir semua hubungan ekonomi antara Israel dan Palestina. Namun, para ekonom Palestina sekarang percaya bahwa Protokol tersebut harus direvisi karena telah dilaksanakan oleh Israel secara selektif dan sebagian besar untuk keuntungannya.

(T.RA/S: Middle East Monitor)

leave a reply
Posting terakhir

Lebanon Tolak Jadi Tuan Rumah Pertemuan Faksi Palestina

Perwakilan Gerakan Jihad Islam di Lebanon Ihsan Ataya mengatakan bahwa Duta Besar Palestina untuk Lebanon secara resmi telah menyampaikan permintaan maaf pemerintah Lebanon atas ketidaksanggupan tersebut. Pertemuan yang bertujuan untuk membahas perkembangan masalah Palestina itu seharusnya berlangsung di Kedubes Palestina di Beirut, menurut Ataya.