Juru bicara Presiden Palestina: Tunduk terhadap AS adalah pengkhianatan terhadap bangsa

Cairo, SPNA - Penasehat Presiden Palestina, Nabil Shaats mengatakan bahwa menerima solusi damai AS ‘’Deal Of the Century” adalah pengkhianatan terhadap bangsa Palestina.

BY 4adminEdited Tue,27 Feb 2018,11:41 AM

Cairo, SPNA - Penasehat Presiden Palestina, Nabil Shaats mengatakan bahwa menerima solusi damai AS ‘’Deal Of the Century” adalah pengkhianatan terhadap bangsa Palestina.

Hal ini disampaikan dalam pertemuan di kedutaan Palestina di Kairo, Senin, (26/02/2018). Pertemuan tersebut dihadiri duta besar Palestina untuk Mesir Diab al-Louh, dan sejumlah pejabat Palestina di Mesir, seperti dilaporkan kedubes Palestina melalui Facebook.

“Deal of the Century’’ adalah istilah yang digunakan  terhadap program pemerintah AS dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel,dimana perundingan keduanya telah terhenti sejak April 2014, karena penolakan Tel Aviv untuk menghentikan pencaplokan wilayah, membebaskan tahanan serta melanggar solusi dua negara.

Shaats dalam pertemuan tersebut menyatakan penolakannya terhadap keputusan, tindakan dan kebijakan rasis dan agresif terhadap rakyat Palestina dalam membebaskan tanah air serta memulangkan pengungsi ke rumah mereaka.

“Tidak ada negara Gaza, dan tidak ada Palestina tanpa Gaza dan Al-Quds sebagai ibu kotanya, ‘’ tegasnya.

Shaats menambahkan : ‘’Rekonsiliasi nasional berjalan lambat dan kita harus mempercepat pemberdayaan pemerintah untuk mengambil alih fungsinya secara formal di Jalur Gaza. ‘’

Pada 12 Oktober 2017 lalu Fatah dan Hamas menandatangani rekonsiliasi di Cairo yang memungkinkan pemerintah Palestina memiliki otoritas terhadap Gaza, namun  rekonsiliasi tersebut tersendat di tengah perselisihan antara kedua gerakan tersebut.

Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds adalah ibukota bagi Israel dan akan merelokasi kedubesnya ke kota suci tersebut dimana hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang.

Langkah AS tersebut ditentang oleh Majelis Umum PBB, Kamis (21/12/2017) yang menetapkan sebuah resolusi menentang keputusan Donald Trump dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.

Senin (15/1/2017)  Dewan Pusat Palestina mengumumkan, bahwa Palestina  akan menangguhkan pengakuan terhadap kedaulatan Israel sampai Israel mengakui kedaulatan Palestina di perbatasan 1967 serta menghentikan  pendudukan terhadap Yerusalem Timur dan permukiman ilegal.

Abbas juga menolak menjadikan AS mediasi perundingan damai dengan Israel, serta menganggap peran AS dalam perundingan damai Palestina telah berakhir, Akibatnya AS mengancam memutuskan bantuan kemanusiaan kepada Palestina.

Jum’at lau, (23/02/2018) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa AS akan meresmikan kedutaan baru di Yerusalem pada bulan Mei  mendatang bersamaan dengan peringatan 70 tahun kemerdekaan Israel, seperti dilansir Reuters.

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir