Israel bela keputusan penyebaran penembak jitu dalam aksi protes di Gaza

Gaza, SPNA - Hamas telah mengakui bahwa lima dari setidaknya 17 orang Palestina yang gugur tertembak pasukan Israel pada demonstrasi di sepanjang perbatasan dengan ...

BY 4adminEdited Wed,04 Apr 2018,10:26 AM

Gaza, SPNA - Hamas telah mengakui bahwa lima dari setidaknya 17 orang Palestina yang gugur tertembak pasukan Israel pada demonstrasi di sepanjang perbatasan dengan Gaza pada 30 Maret lalu adalah anggota organisasi tersebut. Israel bersikeras bahwa 10 atau 12 dari mereka yang tewas adalah "teroris." Bahkan Israel mengklaim bahwa lima warga sipil bersenjata ditembak mati oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), atau bahkan mungkin. Hamas di Gaza menyatakan bahwa pertumpahan darah tidak akan mengganggu peristiwa yang mereka juluki the Great Return March, yang dijadwalkan akan berlangsung hingga 15 Mei mendatang, ketika orang Palestina menandai Hari Nakba, sebuah "malapetaka" yang menandai pendirian Israel pada tahun 1948.

Sebelum protes, pejabat senior IDF telah memberi tahu Haaretz bahwa tingginya jumlah korban adalah "harga yang akan kami bayarkan untuk mencegah pelanggaran" di pagar perbatasan. Bahkan setelah bentrokan, IDF terus bersikeras bahwa itu tidak akan mengubah aturan keterlibatannya mengenai demonstran Gaza. Sementara itu, pemerintah Israel tidak terpengaruh oleh pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 31 lalu Maret yang membahas hasil yang mematikan dan kecaman yang disuarakan di bebagai dunia.

Saat warga Gaza memakamkan jasad orang-orang yang gugur dalam bentrokan tersebut, media Israel sibuk melaporkan warga Israel merayakan liburan Passover selama sepekan di taman dan pantai 'negara' penjajah itu. Beberapa orang Israel yang mempertanyakan mengenai tembakan langsung terhadap warga sipil, seperti Ketua Meretz Tamar Zandberg dan penyiar radio Kobi Meidan.

Israel telah menuai banyak protes, beberapa dalam kekerasan, dalam 70 tahun sejarahnya, termasuk oleh Yahudi ultra-Ortodoks, aktivis sosial, orang-orang cacat, pemukim dan lainnya. Arteri transportasi utama diblokir, gerbang ke Knesset diserbu dan polisi terluka. Kerusuhan pada Oktober 2000 di Galilea dan Israel Tengah mengakibatkan kematian warga sipil. Sebanayak 13 korban yang ditembak mati oleh penembak jitu Israel adalah orang Arab - 12 warga Israel dan satu warga Palestina. Bentrokan itu juga terjadi di tengah perayaan hari raya Israel - Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi.

(T.RA/S: Al Monitor)

leave a reply
Posting terakhir