Kepolisian Malaysia laporkan perkembangan terbaru kasus pembunuhan Fadi Al-Batsh

Kuala Lumpur, SPNA - Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia,  Tan Sri Muhammad Fauzi Harun, Sabtu, (5/05/2018) melaporkan rinician terbaru terkait kasus pembunuhan Saintis Palestina, ....

BY 4adminEdited Sun,06 May 2018,10:06 AM

Kuala Lumpur, SPNA - Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia,  Tan Sri Muhammad Fauzi Harun, Sabtu, (5/05/2018) melaporkan rinician terbaru terkait kasus pembunuhan Saintis Palestina, Fadi Al-Batsh di Kuala Lumpur, 21 April lalu.

Harun mengatakan dalam konferensi pers bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, pihak kepolisian menemukan bahwa kedua tersangka kasus pembunuhan Al-Batsh menggunakan paspor palsu dari Serbia dan Montenegro untuk masuk Malaysia.

‘’Keduanya juga diyakini memiliki paspor dari negara lain. Kepolisian  Malaysia juga berhasil menemukan senjata yang digunakan dalam pembunuhan tersebut dan sudah dibawa ke laboratorium.”

Sabtu lalu, (21/04/2018) seorang akademisi bidang energi Palestina Fadi Mohammed al-Batsh, dibunuh orang tak dikenal ketika hendak menunaikan sholat subuh di sebuah masjid dekat rumahnya di kota Gombak, utara Kuala Lumpur.

Kepala kepolisian Malaysia di Gombak mengatakan bahwa al-Batsh ditembak dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor dengan 14 peluru pada pukul 6 pagi.

Menurut beberapa sumber, al-Batsh adalah dosen di sebuah universitas swasta di Malaysia serta Imam Masjid Al-Abbas. Dia juga bekerja di badan amal MyCare Malaysia.

Al-Batsh disebutkan pernah menjadi pegawai di Otoritas Energi di Gaza sebelum pindah ke Malaysia. Ia sangat meguasai teknik elektro dan pernah menerima penghargaan sebagai peneliti Arab terbaik dari pemerintah Malaysia.

Sementara itu Gerakan Perlawanan Islam, Hamas menyatakan bahwa Mossad bertanggung jawab atas pembuuhan tersebut.

(T.RS/S:Qudsnews)

leave a reply
Posting terakhir

Abbas dan Blinken Bahas Perkembangan Terbaru Palestina dan Pelanggaran Israel

Blinken menyadari kesulitan politik dan ekonomi yang dialami Otoritas Palestina. Ia menekankan penolakan terhadap serangan permukiman ilegal dan kejahatan pemukim Israel, serangan di wilayah Otoritas Palestina, penolakan terhadap pengusiran penduduk dan menghancurkan rumah Palestina. Blinken juga menyatakan komitmen pemerintah AS untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem Timur.