Demonstrasi menentang relokasi kedubes AS, lebih dari 50 warga Gaza Gugur dan 2000 luka-luka

Jalur Gaza, SPNA - Pusat informasi Palestina, Palinfo, melaporkan bahwa 55 warga sipil gugur,  7  diantaranya adalah anak-anak dan remaja sementara 2.410 lainnya ....

BY 4adminEdited Tue,15 May 2018,10:20 AM

Jalur Gaza, SPNA - Pusat informasi Palestina, Palinfo, melaporkan bahwa 55 warga sipil gugur,  7  diantaranya adalah anak-anak dan remaja sementara 2.410 lainnya menderita luka tembak dan gas air mata dalam demonstrasi masal di Jalur Gaza, Senin (14/05/2018).

Sumber lain menyatakan bahwa jumlah korban jiwa mencapai 58 orang.  Dari jumlah korban luka-luka, 40 diantaranya dalam kondisi kritis, sementara 76 menderita luka serius.

Selain itu pasukan Israel juga menembak staf medis dan jurnalis secara langsung, akibatnya satu orang dilaporkan gugur, 8 lainnya luka-luka.

Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Jalur Gaza menyampaikan bela sungkawa kepada anggotanya yang gugur ditembak pasukan pendudukan Israel saat melaksanakan tugas mereka.

Ribuan warga Palestina dilaporkan ikut berpartisipasi melakukan demonstrasi lanjutan Great March of Return bertepatan dengan peresmian kedubes AS.

Demonstrasi Great March of Return telah dimulai sejak 30 Maret lalu yang bertujuan menuntut pemerinntah pendudukan Israel mengembalikan warga Palestina yang telah diusir sejak 1948 ke tanah air mereka.

Diperkirakan demonstrasi tersebut akan mencapai puncaknya di peringatan hari Tragaedi Nasional di Palestina (Nakba), hari ini.

Palinfo sebelumnya melaporkan bahwa jumlah korban jiwa dalam peringatan Great March of Return 30 Maret, mencapai  55 orang dan dan 9.500 korban luka-luka. Dengan demikian total jumlah warga yang gugur hingga kemarin adalah 111 orang.

Komisaris Tinggi PBB  untuk Hak Asasi Manusia,  Zeid bin Raad Hussein menyerukan Israel agar segera berhenti membunuh warga Palestina di perbatasan Jalur Gaza serta menuntut para pejabat Israel dan militer bertanggung jawab atas tindakan  mereka yang tidak manusiawi.

Portal Palestina, Maannews melaporkan bahwa AS kembali menggagalkan Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan mengecam tindak kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza.

Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds ibukota bagi Israel dan telah meresmikan kedubes AS di Al-Quds, Senin (15/05/2018).

Hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang serta memancing kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Langkah AS tersebut  juga ditentang oleh Majelis Umum PBB yang menetapkan sebuah resolusi dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir