Meski menelan banyak korban dari pihak Palestina, Nikki Haley bela Israel saat pertemuan Dewan Keamanan PBB

New York, SPNA - Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, dengan tegas membela Israel dalam aksi kekerasan yang terjadi di Gaza, ...

BY 4adminEdited Thu,17 May 2018,11:37 AM

New York, SPNA - Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, dengan tegas membela Israel dalam aksi kekerasan yang terjadi di Gaza, yang berpotensi memperlebar keretakan hubungan antara AS dan sekutunya.

Utusan PBB untuk Timur Tengah mengatakan, pembunuhan terhadap lebih dari 50 warga Palestina oleh tembakan Israel di perbatasan Gaza tidak bisa dibenarkan dan beberapa anggota Dewan Keamanan menyerukan adanya penyelidikan independen.

Namun, Haley menempatkan semua kesalahan atas konflik tersebut kepada Hamas, setelah lebih dari 50 warga Palestina gugur akibat tembakan pasukan Israel di perbatasan Gaza, dan setelah Kedutaan Besar AS pindah ke Yerusalem yang dirayakan pada Senin. Haley menuding ekstremis Hamas dan bersikeras hal itu tidak ada hubungannya dengan pembukaan kedutaan, sebuah langkah yang membuat marah warga Palestina.

"Saya bertanya kepada rekan-rekan saya di sini di Dewan Keamanan, siapa di antara kita yang akan menerima kegiatan semacam ini di perbatasan Anda? Tidak seorang pun akan melakukannya." Kata Haley. "Tidak ada negara yang akan bertindak dengan lebih menahan diri daripada Israel. Bahkan, catatan beberapa negara di sini, hari ini, menunjukkan bahwa mereka akan jauh lebih tidak terkendali."

"Memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem adalah hal yang benar untuk dilakukan," tambah Haley. "Ini mencerminkan kehendak rakyat Amerika. Ini mencerminkan hak kedaulatan kami untuk memutuskan lokasi kedutaan kami - sebuah hak yang setiap orang di ruangan ini klaim untuk negara mereka sendiri. Yang penting, memindahkan kedutaan kami ke Yerusalem juga mencerminkan kenyataan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, telah berfungsi sebagai ibu kota Israel sejak berdirinya negara, ibu kota kuno bangsa Yahudi, tidak ada perjanjian selama Yerusalem tidak lagi menjadi ibu kota Israel. Menyetujui hal ini membuat kedamaian lebih mudah dicapai, tidak kurang."

Haley keluar dari pertemuan ketika utusan Palestina mulai berbicara, sebuah gerakan simbolis.

Sementara beberapa anggota mengatakan bahwa badan paling kuat di U.N. diperlukan untuk berbicara sebagai pihak yang mencoba menenangkan situasi yang bergejolak - dan utusan Palestina memohon, "Kapan Anda akan bertindak?" - sebuah pernyataan yang diusulkan telah terhenti hari Senin setelah AS memblokirnya.

Namun, utusan Kuwait mengatakan, pihaknya berencana mengajukan resolusi dewan untuk melindungi warga sipil Palestina.

Israel mengatakan, pasukannya membela perbatasannya dan menuduh gerilyawan Hamas berusaha menyerang di bawah naungan protes tersebut.

Namun Nikolai Mladenov, utusan Timur Tengah AS, mengatakan, "tidak ada pembenaran untuk pembunuhan" dan "tidak ada alasan (untuk melakukannya)."

Dia meminta Israel untuk menggunakan kekuatan secara proporsional dan menghindari penggunaan kekuatan mematikan kecuali sebagai langkah terakhir, sebuah pesan yang digemakan oleh anggota dewan Eropa. Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan itu, mereka mengatakan bahwa Hamas perlu menghindari "provokasi" dan kekerasan, tetapi militer Israel harus "menahan diri secara maksimal" dalam menggunakan kekuatan mematikan.

Beberapa dari mereka dan yang lain, termasuk China, menyerukan penyelidikan independen atas peristiwa di perbatasan Gaza. "Jumlah korban tewas sendiri menjamin penyelidikan yang komprehensif," ungkap Duta Besar Inggris Karen Pierce.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengusulkan penyelidikan, setelah protes mematikan di Gaza pada Maret lalu.

AS mengatakan bahwa pihaknya memiliki hak untuk memutuskan di mana akan menempatkan kedutaannya.

(T.RA/S: CBS News)

leave a reply
Posting terakhir

Opini: Nikki Haley tidak akan dirindukan di Palestina

Pengunduran diri Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, yang terjadi secara tiba-tiba pada 9 Oktober telah memicu banyak spekulasi tentang motivasi dan ambisi politiknya di balik keputusan tersebut. Tetapi bagi rakyat Palestina - dan tentu saja, bagi banyak negara kecil lainnya yang menjadi sasaran diplomasi Haley yang kejam selama dua tahun terakhir - berita itu menimbulkan perasaan lega sesaat.