Warga Belanda, Australia dan New York gelar aksi bela Palestina

Amsterdam, SPNA - Komunitas Palestina di Belanda beserta sejumlah yayasan pendukung Palestina dan anggota partai sayap kiri Belanda berpartisipasi dalam aksi protes terhadap .....

BY 4adminEdited Sun,20 May 2018,10:29 AM

Amsterdam, SPNA - Komunitas Palestina di Belanda beserta sejumlah yayasan pendukung Palestina dan anggota partai sayap kiri Belanda berpartisipasi dalam aksi protes terhadap pemerintah Amerika Serikat di jalan-jalan kota Amsterdam hingga ke Gedung Konsulat AS, Sabtu (19/05/2018).

Para demonstran juga mengecam pelanggaran yang dilakukan Israel di Palestina yang mendapatkan restu dari AS. Mereka menegaskan bahwa apa yang terjadi dalam demonstrasi Great March of Return di perbatasan Gaza adalah bukti nyata kejahatan perang  Israel.

Ketua Komunitas Palestian di Belanda , Wasiq Saadah mengatakan: “Darah warga Palestina tidak murah, sudah waktunya untuk membawa para kriminal Israel ke Pengadilan Internasional dan Yerusalem akan tetap menjadi ibukota negara Palestina,’’ tegasnya.

Di Australia, sejumlah besar warga Australia dari berbagai etnis ikut serta dalam demonstrasi yang diselenggarakan kelompok Solidaritas Australia-Palestina di depan Gedung Perpustakaan Negara, kota Melbourne.

Selain itu demonstrasi masal juga meletus di di New York dimana komunitas Palestina dan Yahudi Ortodoks memadati Times Square mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan pasukan Israel terhadap demosntran Palestina, seperti dilaporkan  Anadolu Agency.

Lebih dari 60  warga  Gaza dilaporkan gugur,  7  diantaranya adalah anak-anak dan remaja sementara lebih dari 3000 lainnya menderita luka tembak dan gas air mata dalam demonstrasi masal diperbatasan Gaza memperingati Great March of Return serta menentang relokasi kedubes AS ke Al-Quds, Senin (14/05/2018).

Demonstrasi tersebut telah dimuali sejak 30 Maret lalu yang bertujuan menuntut pemerinntah pendudukan Israel mengembalikan warga Palestina yang telah diusir sejak 1948 ke tanah air mereka serta menolak relokasi kedubes AS ke Al-Quds.

Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds ibukota bagi Israel dan telah meresmikan kedubes AS di Al-Quds, Senin (15/05/2018).

Hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang serta memancing kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Langkah AS tersebut  juga ditentang oleh Majelis Umum PBB yang menetapkan sebuah resolusi dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.

Senin lalu (14/05/2018) Amerika Serikat meresmikan kedutaannya di Yerusalem, Presiden AS Donald Trump melalui teleconference menegaskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.

 

Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Jum’at (18/05/2018) menetapkan resolusi yang disetujui 29 anggotanya untuk membentuk Lembaga Pencari Fakta yang bersifat independen untuk meneliti peristiwa berdarah di Jalur Gaza serta menyelidiki pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap demonstran.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir