Ramallah, SPNA - Anggota Dewan Revolusi Palestina serta juru bicara Fatah, Usamah Qawasimi, dalam konferensi pers Senin lalu, menuntut negara-negara Arab untuk memutuskan hubungan dengan Paraguay sesuai dengan melaksanakan resolusi KTT Arab terakhir.
Ia menilai bahwa relokasi kedutaan Paraguay dari Tel Aviv ke Yerusalem merupakan kejahatan terhadap rakyat Palestina dan hukum internasional serta permusuhan terhadap rakyat Palestina serta negara Arab dan Islam.
Qawasimi juga mencemooh diamnya dunia internasional terhadap relokasi kedubes AS serta pembantaian warga Gaza yang melanggar hukum dan resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Langkah-langkah AS dan negara pendukungnya tidak akan mengubah fakta bahwa Yerusalem adalah milik umat Islam dan Kristen serta tidak akan merubah wajah kota Al-Quds menjadi kota Yahudi,’’ tegasnya.
Senin, (21/05/2018) Paraguay meresmikan kedubesnya di Yerusalem. Langkah tersebut membuatnya menjadi negara ketiga setelah Amerika Serikat dan Guatemala yang merelokasi kedubes AS ke kota suci Al-Quds dimana langkah ini ditentang oleh Majelis Umum PBB.
Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds ibukota bagi Israel dan telah meresmikan kedubes AS di Al-Quds, Senin (15/05/2018).
Hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang serta memancing kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
Langkah AS tersebut juga ditentang oleh Majelis Umum PBB yang menetapkan sebuah resolusi dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.
Senin lalu (14/05/2018) Amerika Serikat meresmikan kedutaannya di Yerusalem, Presiden AS Donald Trump melalui teleconference menegaskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.
Akibatnya puluhan ribu warga Palestina menggelar protes dimana 60 warga dilaporkan gugur dan ratusan lainnya luka-luka.
(T.RS/S:RtArabic)
