Penasihat Abbas: Yahudi tidak miliki klaim atas Yerusalem

Tel Aviv, SPNA - Penasihat senior Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Mahmoud al-Habbash, pekan lalu mengatakan bahwa deklarasi Presiden Donald Trump tentang Yerusalem ....

BY 4adminEdited Mon,11 Jun 2018,10:57 AM

Tel Aviv, SPNA - Penasihat senior Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Mahmoud al-Habbash, pekan lalu mengatakan bahwa deklarasi Presiden Donald Trump tentang Yerusalem sebagai ibukota Israel adalah bagian dari rencana untuk membagi dunia Arab dan bahwa setiap koneksi Yahudi ke kota suci adalah sebuah imperialis mitos dan distorsi sejarah.

Habbash, yang juga hakim syariah tertinggi PA, membuat komentarnya di sebuah konferensi yang diselenggarakan bersama oleh Dewan Muslim-Kristen untuk Keselamatan Yerusalem dan Tempat-Tempat Suci dan Organisasi untuk Kerjasama Muslim (OIC).

Meskipun orang Yahudi memiliki hubungan historis ke Yerusalem, Habbash mengklaim bahwa ikatan itu didasarkan pada "dalil Yahudi atau Alkitab palsu yang tujuan utamanya adalah untuk mengambil alih tanah tersebut)." Dinding Barat, lanjutnya, tidak ada hubungannya dengan kuil-kuil Yahudi, dan orang Yahudi tidak memiliki hak atas batu-batunya.

"Ini adalah mitos imperialis yang mengeksploitasi dan mengubah sejarah dan tempat-tempat suci untuk memajukan dan membenarkan proyek-proyek imperialis," kata Habbash dalam sambutannya, yang diterjemahkan oleh Institut Riset Media Timur Tengah (MEMRI).

Konferensi yang bertajuk "Agama Monoteistik terhadap Yahudisasi Yerusalem dan Tempat-Tempat Suci," dihadiri oleh beberapa pejabat PA termasuk Mufti Palestina, serta para pemimpin agama dan duta besar Kristen dan Muslim lainnya.

Habbash juga mengatakan bahwa kedutaan AS yang baru dibuka di Yerusalem adalah "permukiman Amerika di Yerusalem, dan lambang imperialisme."

Langkah Trump, Habbash mengatakan, "tidak ada apa-apanya selain konsolidasi rencana imperialis untuk menanamkan negara (di wilayah itu) yang akan mendorong keretakan antara bagian Asia dan Afrika di dunia Arab, sehingga membuat (orang Arab) terpecah, mundur dan mudah dikendalikan. "

“Pertempuran untuk Yerusalem bukanlah agama; itu pertarungan politik antara pemilik yang sah (dari kota) dan kaum imperialis. Hal ini mewajibkan kami untuk meningkatkan kesadaran dunia Arab dan Muslim tentang identitas Arab, Muslim dan Kristen di Yerusalem,” kata Habbash.

Ini bukanlah pertama kalinya Habbash membantah adanya ikatan Yahudi ke Yerusalem. Pada 2015, ia bersumpah bahwa hanya masalah waktu sebelum "sementara" penduduk Yahudi Yerusalem pindah karena mereka tidak termasuk di sana.

(T.RA/S: Breitbart)

leave a reply
Posting terakhir