Krisis obat-obatan dan peralatan medis ancam nyawa pasien di Gaza

Jalur Gaza, SPNA - Di sela-sela pertemuan Suara Palestina dengan Direktur Farmasi Kementerian Kesehatan Gaza, Mounir al-Bursh, kami sempat melihat gudang ...

BY 4adminEdited Mon,25 Jun 2018,11:37 AM

Jalur Gaza, SPNA - Di sela-sela pertemuan Suara Palestina dengan Direktur Farmasi Kementerian Kesehatan Gaza, Mounir al-Bursh, kami sempat melihat gudang obat-obatan Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza.

Hal ini kami lakukan untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh Lembaga Kesehatan Palestina di Gaza dalam memberikan pelayanan medis terhadap para pasien.

DR.Munir Al-Bursh mengatakan bahwa Menkes Gaza saat ini menderita krisis obat-obatan hingga  30% selain itu krisis peralatan medis, khususnya alat-alat bedah mencapai 50%, porsentase ini menurutnya sangat mengkhawatirkan.

Dia menambahkan, krisis obat-obatan dan alat-alat medis menghambat pelayanan kesehatan terhadap pasien. “Hal ini berdampak langsung terhadap pasien. Jika obat-obatan disini tidak memadai, berarti nyawa pasein Gaza terancam bahaya,  ‘’ terangnya.

‘’Yang kita bicarakan ini adalah perlengkapan medis dan obat-obatan untuk menyelamatkan nyawa pasien yang tidak boleh kosong di gudang Lembaga Kesehatan manapun.’’

‘’Jika kita berbicara peralatan medis paling sederhana seperti infus yang diberikan kepada pasien segera setelah dibawa ke rumah sakit, yang kami miliki disini hanya cukup sampai dua minggu. Selain itu kami juga mengalami krisis peralatan operasi dan antibiotik, ’’ tambahnya. 

Mengenai penyebab kekurangan obat-obatan tersebut, Al-Bursh menerangkan:

“Anda sudah melihat peristiwa terakhir di Palestina, dimana warga Gaza menggelar demonstrasi Great March of Return.  Dalam peristiwa ini, pasukan pendudukan Israel melakukan serangan brutal yang melukai 13.000 demonstran Palestina. 6000 diantaranya terluka di anggota tubuh bagian bawah akibat peluru tajam.’’

‘’Hal ini menuntut konsumsi obat-obatan dalam jumlah besar untuk merawat warga yang terluka,  serta mengakibatkan menipisnya stok obat-obatan yang sulit didapat akibat blokade.’’

‘’Kami hidup dalam situasi sulit yang harus dibayar dengan nyawa pasien Gaza yang gugur di rumah sakit akibat obat-obatan yang tidak memadai.’’

Al-Bursh juga menyerukan Pemerintah dan warga Indonesia serta lembaga peduli Palestina yang beroperasi di Nusantara untuk membantu  suplai ala-alat medis dan obat-obatan ke Palestina.

‘’Bantuan obat-obatan dan infus untuk pasien serta penyediaan susu untuk anak-anak miskin adalah perbuatan baik dalam agama kita,’’ serunya. 

Al-Bursh menutup kalimatnya dengan menyerukan bangsa Indonesia untuk segera berkontribusi demi kebaikan warga Gaza dan meringankan beban mereka.

Dalam laporan terakhir, yang dirilis Sabtu lalu (23/06/2018), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa 131 warga Palestina gugur dan lebih dari 14.000 lainnya terluka sejak pecahnya gelombang protes Great March of Return 30 Maret lalu.

(T.RS)

Muhammad Al-Hartani

leave a reply
Posting terakhir